Rutin Akses Layanan Kesehatan Gigi Kurangi Risiko Munculnya Penyakit Gigi - News
Laporan Wartawan News, Willem Jonata
News - Gigi berlubang merupakan masalah kesehatan gigi yang paling banyak dikeluhkan.
Bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2018, gigi berlubang punya proporsi terbesar masalah kesehatan gigi, yakni mencapai 45,3 persen.
Banyak orang mengalaminya tanpa menyadari gejala awal.
Sebab, di tahap awal gigi berlubang tidak menimbulkan rasa nyeri. Oleh karenanya penting melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter gigi.
Namun, dari 57,6 persen penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi, hanya sekitar 10,2 persen yang mengakses layanan kesehatan gigi.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut saat Puasa Ramadhan: Sikat Gigi Dua Kali Sehari
Padahal memeriksakan kondisi gigi idealnya dilakukan enam bulan sekali.
“Dari data tersebut, kita bisa baca betapa rendahnya kesadaran masyarakat mengakses layanan kesehatan gigi secara teratur guna mencegah penyakit gigi," ucap drg. Hastin Sp. KGA, Co Founder Damessa Family Dental Care, kepada awak media.
Sebab, jika lubang pada gigi di tahap awal tak diatasi, dapat memperburuk kondisi.
Misalnya terjadi infeksi sehingga memicu terjadinya pembengkakan, gusi berdarah, bahkan nyeri gigi yang tak tertahankan.
Berikut gejala gigi berlubang yakni sakit gigi saat mengunyah, nyeri gigi, gigi sensitif ketika mengonsumsi makanan dan minuman panas, dingin, serta manis dan ada noda putih atau hitam pada gigi.
Jika mengalami hal demikian sebaiknya ke dokter gigi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.'
Beberapa treatment yang bisa dilakukan, antara lain, pemberian fluoride, filling, perawatan saluran akar gigi, dan pemasangan mahkota gigi.
Kalau kondisinya sudah parah, tak menutup kemungkinan cabut gigi dan memasang gigi palsu.
drg. Hastin merasa punya tangung jawab untuk memberi kemudahan akses layanan kesehatan gigi berkualitas dan nyaman.
Belum lama ini ia membuka cabang di kawasan Lippo Cikarang dengan fasilitas pendukung yang disukai anak-anak.
Suasananya dibuat seperti berada di rumah sendiri dan dilengkapi playground sehingga anak-anak senang dan tidak trauma ke klinik gigi.
"Kami berharap dental care yang kami dirikan benar-benar dirasakan manfaatnya,” kata drg. Hastin.
Terkini Lainnya
Dari 57,6% penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi, hanya sekitar 10,2% yang mengakses layanan kesehatan gigi
Usai Berolahraga Malah Loyo? Ini Tips untuk Menghindarinya
BERITA REKOMENDASI
Pilih Behel di Tukang Gigi Bukan ke Dokter, Amankah?
BERITA TERKINI
berita POPULER
Menkes Enggan Disangkutpautkan dengan Pencopotan Dekan FK Unair
Respons Kemenkes Usai Dekan FK Unair Dicopot karena Tolak Wacana Dokter Asing
Indonesia Kekurangan 1 Juta Kantong Darah, 33 RS Ditargetkan Kumpulkan & Kelola Mandiri Donor Darah
Ambeien Bisa Memburuk Apabila Tidak Ditangani Cepat dan Tepat
Bisa Dilakukan di Indonesia, Cek Biaya yang Harus Dikeluarkan untuk Transplantasi Rambut