androidvodic.com

Kenali Faktor Risiko Penularan Flu Singapura, Salah Satunya Sanitasi Buruk  - News

Laporan Wartawan News, Rina Ayu

News, JAKARTA - Kasus flu Singapura di Indonesia sedang mengalami peningkatan.

Tercatat, sejak 3 bulan di 2024 ini tercatat ada 5.641 kasus Flu Singapura di tanah air.

Lalu apa saja faktor risikonya?

Satgas Covid PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) memaparkan, usia sebagai faktor risiko di mana anak-anak sebagai sumber penularan virus flu Singapura yakni Coxackie virus A16.

"Semakin buruk sosioekonomi, balita dan anak-anak dapat terinfeksi lebih awal," dalam kegiatan via zoom PB IDI, Rabu (27/3/2024).

Ia menyebut bahwa anak yang terinfeksi tanpa gejala mengeluarkan virus melalui feses selama beberapa minggu, berperan sebagai sumber virus dalam jangka waktu lama.

Di lingkungan, Coxsackievirus dapat ditemukan pada air permukaan, limbah, tanah, sayuran mentah, dan kerang.

Baca juga: Ada 10 Pasien Flu Singapura di RSUD Khidmat Sehat Afiah Depok

"Penularan utamanya melalui makanan dan kotoran manusia (fekal-oral),"ucap dokter spesialis paru ini.

Selain itu, menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi virus tanpa mencuci tangan menyebabkan virus masuk melalui makanan.

Dapat juga menular melalui droplet ketika batuk, bersin, dan bicara. Kontak langsung dengan luka dan cairan tubuh penderita.

"Semakin buruk sanitasi, semakin tinggi tingkat kontaminasi dan laju infeksi," kata dr Erlina.

Adapun gejala flu Singapura sebagai berikut:

  1. Ruam
  2. Munculnya ruam lenting kemerahan pada telapak tangan, kaki, dan mulut, berdiameter sekitar 2-6 mm
  3. Lenting dapat pecah dan menyisakan luka pada kulit
  4. Lenting pada mulut bersifat nyeri dan bisa terdapat pada tenggorokan, langit-langit mulut
  5. Lesi dapat membaik sekitar 7 hingga 10 hari
  6. Terkadang lenting juga dapat dijumpai di sekitar pusar dan anus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat