androidvodic.com

Jokowi Sudah Mati Rasa dengan PDIP - News

Laporan Wartawan News Rahmat W. Nugraha 

News, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo menyebutkan, sudah mati rasa dengan PDIP jadi penyebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lagi sejalan dengan partai berlogo banteng moncong putih tersebut.

Ari mengatakan, adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin Anwar Usman terkait batas usia capres-cawapres hingga meloloskan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dalam pendaftaran cawapres, menjadi garis formal pemisah hubungan Jokowi dan PDIP.

"Putusan MK itu menjadi sebuah garis formal bahwa Pak Jokowi tidak mendukung pilihan politik PDIP. Bahkan mendorong anaknya sendiri jadi Bakal Wakil Presiden," kata Ari diskusi "Setelah MK Memisahkan Jokowi dan PDIP: Siapa Pahlawan, Siapa Penghianat?" di Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).

Ia melanjutkan, pertanyaan sekarang yang menggantung itu mengapa Jokowi berubah 180 derajat membelot dari PDIP.

Diketahui, satu per satu anggota keluarga Jokowi membelot mendukung pencapresan Prabowo Subianto, bukan capres pilihan PDIP yakni Ganjar Pranowo.

Dimulai dari Gibran yang menerima menjadi cawapres dari Prabowo, Ketua Umum PSI sekaligus putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep ikut berkoalisi hingga menantu Jokowi sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution, ikut mendukung pasangan Prabowo-Gibran.

Baca juga: KPU Digugat Akibat Terima Gibran Jadi Cawapres, Diminta Ganti Rugi Rp1 Triliun

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo (kanan), menjadi pembicara dalam diskusi
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo (kanan), menjadi pembicara dalam diskusi "Setelah MK Memisahkan Jokowi dan PDIP: Siapa Pahlawan, Siapa Penghianat?" di Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).  (News/Rahmat W Nugraha)

Tersisa Jokowi dan istri, Iriana Joko Widodo, yang belum menentukan pilihan meski kerap menghabiskan kegiatan kenegaraan bersama Prabowo selaku Menteri Pertahanan.

"Dugaan saya ada dua kenapa Jokowi berubah meninggalkan PDIP. Pertama Jokowi merasa atau memposisikan dirinya di atas konstitusi. Bahwa dirinya (Jokowi) di atas partai itu betul karena sebagai kepala negara," kata Ari.

"Sehingga diksi petugas partai itu mungkin mengganggu rasa presiden. Kalau dibilang sekarang tidak main perasaan, siapa yang tak perasa disebut petugas partai," lanjutnya.

Kemudian alasan kedua dikatan Ari, yakni Jokowi sudah mati rasa dengan PDIP.

"Yang kedua Jokowi alami mati rasa dengan PDIP akibat kepentingan politiknya untuk melanggengkan kekuasaan. Bagaimana ketika usulan tiga periode itu arahnya ke amandemen konstitusi sudah ditolak PDIP," tegasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat