androidvodic.com

Pakar Hukum Ingatkan Gelombang Protes Para Akademisi Tidak Boleh Dianggap Remeh - News

News, JAKARTA - Kalangan akademisi terus bersuara terhadap manuver-manuver politik Presiden selama kontestasi Pilpres 2024.

Hingga kini, tercatat sudah ada lebih dari 20 kampus yang merilis petisi dan mengumumkan pernyataan sikap memprotes indikasi-indikasi kecurangan pemilu.

Terbaru, puluhan guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merilis pernyataan sikap bertajuk petisi Bumi Siliwangi. Petisi dibacakan di kampus UPI di Bandung, Jawa Barat, pada Senin (5/2/2024) lalu.

Pada hari yang sama, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya juga merilis manifesto yang isinya mengecam segala bentuk praktik pelemahan demokrasi. 

Menanggapi seruan itu, Pakar hukum dari Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah Castro memandang petisi-petisi dan pernyataan protes itu merupakan cerminan kegelisahan kalangan intelektual terhadap kontestasi Pilpres 2024

Menurutnya, gelombang protes itu tidak boleh dianggap remeh. 

"Kalau protes dan kritik diabaikan, kekhawatiran terbesarnya ada dua. Pertama, public trust terhadap institusi formal negara, khususnya pemerintah akan turu. Kedua, legitimasi terhadap politik elektoral. Akan ada krisis legitimasi atas keduanya kalau respons pemerintah mengecewakan publik," kata Herdiansyah kepada wartawan, Rabu (7/2/2024).

Dia juga menikai, krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah bisa berbuntut panjang. 

Apalagi, bukan tidak mungkin seruan-seruan protes di lingkungan kampus itu bertransformasi menjadi aksi unjuk rasa mahasiswa besar, sebagaimana yang terjadi pada 1998.  

"Reformasi 98 itu tidak datang begitu saja. Penuh dinamika dan prakondisi menuju ke sana. Sama seperti sekarang. Tapi, itu bergantung dari seberapa masif, luas, dan konsisten gerakan kita," ucapnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi dinilai oleh sebagian kalangan telah condong mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran). 

Beberapa waktu lalu, Jokowi menunjukkan kedekatan khusus dengan Prabowo lewat kegiatan makan bakso bareng di Magelang, Jawa Tengah. 

Indikasi-indikasi keberpihakan itulah yang membuat kalangan akademikus gerah. Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) jadi yang pertama bersuara lewat petisi Bulaksumur yang dirilis akhir Januari 2024.

Di mana, isi petisi memprotes tindakan-tindakan menyimpang Jokowi selama pemilu dan meminta Jokowi berhenti bermanuver memenangkan salah satu pasangan. 

Selain UGM, UPI, dan Unair, protes terhadap manuver Jokowi juga diserukan akademikus sejumlah kampus lainnya, semisal Universitas Islam Indonesia, Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Hasanuddin, Unika Atma Jaya, dan Institut Pertanian Bogor.

Baca juga: Pengamat Nilai Dampak Kritik dari Akademisi Kalah dengan Guyuran Bansos Pemerintah

Herdiansyah menilai gelombang protes akan terus menguat jika Jokowi mengabaikan peringatan dari kaum intelektual tersebut. 

"Tergantung konsistensinya. Kalau nafasnya pendek, ya sulit mengulangi 98," pungkas Herdiansyah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat