Disiapkan Lama untuk Mengurai Kompleksitas Pemilu, Sirekap di Tangan KPU Justru jadi Tak Profesional - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
News, JAKARTA - Sistem Rekapitulasi Informasi (Sirekap) yang disa[kan sejak lama untuk alat bantu penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diharapkan dapat mengurai kompleksitas pemilu itu sendiri.
Yang terjadi, para ketua dan anggota KPU RI yang punya pengalaman dalam penyelenggaraan pemilihan umum justru belum siap dan tidak profesional saat menangani rekapitulasi Pemilu 2024 dengan Sirekap.
Hal itu diungkapkan oleh Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
Titi mengatakan, Sirekap merupakan teknologi yang sudah dikembangkan sejak dua penyelanggaraan pemilu lalu atau 10 tahun lalu. Sehingga hal itu harusnya jadi dasar yang kuat untuk memudahkan berjalannya salah satu tahapan pemilu.
“Justru tujuan Sirekap itu bagian dari jangka panjang, dipersiapkan sebagai transisi teknologi menuju penggunaan teknologi rekapitulasi suara elektronik di masa yang akan datang, yang bahkan pada 2020 pun sudah direncanakan seperti itu,” ujar Titi.
Namun, Titi menilai pihak KPU kurang serius dalam menyiapkan Sirekap serta menjadikan sistem itu sebagai prioritas utama yang harusnya dikerjakan dengan profesional, cermat, teliti, dan baik.
Baca juga: Update Daftar Partai Diprediksi Lolos Senayan, Hasil Real Count: PPP Capai Parliamentary Threshold
![Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni usai jumpa pers 'Menjaga Suara Calon Legislatif 2024: Memastikan Perolehan Suara Tidak Lenyap di 'Rimba' Rekapitulasi Berjenjang', di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/anggota-dewan-pembina-perludem-di-bakoel-koffie-cikini.jpg)
Titi juga menyoroti ihwal ketua dan anggota KPU periode 2022-2027 ini tak baru berkecimpung dalam dunia kepemiluan. Seharusnya, dengan modal pengalaman itu mereka jauh lebih paham dan sadar urgensi atas Sirekap.
Sebelumnya, pihak KPU telah mengakui hal-hal yang jadi sorotan dalam Sirekap tidak lepas disebabkan oleh human error hingga sistem yang galat. Mengingat akun Sirekap tidak hanya dipegang oleh satu dua orang.
Sebagaimana disampaikan oleh anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos di kantornya, Senin, 19 Februari 2024, total ada 1,6 juta anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang masing-masing memegang akun Sirekap.
Baca juga: Reaksi Anies usai Banyak Pemimpin Negara Sudah Beri Selamat ke Prabowo
Kendala dari sisi yang diungkapkan oleh KPU itu justru dinilai Titi dampak dari kurang serius dan profesionalnya lembaga penyelenggara pemilu itu dalam menyiapkan Sirekap.
”Jadi, kalau saya sih melihat problem ini selain tadi karena ada problem masalah teknologi, sosialisasi, dan juga kurang responsifnya KPU, ini diakibatkan oleh kurang serius dan profesionalnya KPU di dalam menyiapkan Sirekap,” pungkasnya.
Terkini Lainnya
Pemilu 2014
Titi mengatakan, Sirekap merupakan teknologi yang sudah dikembangkan sejak dua penyelanggaraan pemilu lalu atau 10 tahun lalu.
Gelar Wayang Kulit, Kapolri Ingatkan Tugas Polri Amankan Pilkada Serentak 2024
Pemilu 2014
BERITA REKOMENDASI
Pasca-penetapan Caleg, Bawaslu Terima 43 Permohonan Sengketa
BERITA TERKINI
berita POPULER
PPP Bakal Bahas Peluang Sandiaga Uno Maju di Pilkada Serentak 2024
Saran untuk Artis yang Maju Pilkada, Pengamat: Harus Didampingi Konsultan, Kalau Tidak, Bisa Musibah
PDIP Pertimbangkan Usung Nadiem Makarim di Pilkada Jakarta 2024
Bursa Pilkada Sulut: Jan Maringka Diprediksi Bersaing Ketat dengan Elly Lasut dan Steven Kandau
PKS Tutup Pintu Buat Kaesang Koalisi di Pilkada Jakarta: Asal Mau Dukung Anies-Sohibul Iman