androidvodic.com

News - Pencalonan komika Marshel Widianto sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Pilkada 2024 menjadi sorotan.

Diketahui, Marshel diusung oleh Gerindra, partai pimpinan presiden terpilih RI 2024-2029, Prabowo Subianto.

Pencalonan Marshel menuai pro-kontra masyarakat, mengingat rekam jejak sang komika di dunia hiburan.

Marshel merupakan komika terkenal dan berteman dekat dengan para artis papan atas, satu di antaranya Raffi Ahmad.

Marshel memulai karier menjadi komika dengan mengikuti komunitas Stand Up Indo Jakarta Utara selama dua tahun. Marshel mencoba mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Academy (SUCA) musim 3 dan berhasil menjadi finalis 20 besar.

Adapun Marshel tercatat pernah diperiksa polisi sebagai saksi setelah diduga membeli konten porno buatan Gusti Ayu Dewanti alias Dea dalam situs web OnlyFans.

Berikut fakta-fakta pencalonan Marshel menjadi Wakil Wali Kota Tangsel yang diusung oleh Gerindra.

Baca juga: Kuliti Tabiat Marshel Widianto, Nikita Mirzani Ungkap Perlakuan Buruk sang Komika ke Denny Cagur

Alasan Gerindra Usung Marshel

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPC Gerindra Tangsel, Yudi Budi Wibowo menyebutkan bahwa Marshel layak dicalonkan sebagai Wakil Wali Kota Tangsel.

Sebab, bisa menjadi contoh untuk generasi muda dalam menghadapi tantangan masa depan, khususnya di Tangsel.

"Indonesia dan khususnya Tangsel mengalami bonus demografi, usia produktif dan Gen Z mendominasi. Marshel satu generasi muda yang berkat" kata Yudi kepada TribunTangerang.com, dikutip Sabtu (22/6/2024).

"Dari bukan siapa-siapa dan semangat juangnya bisa jadi contoh untuk anak muda di Tangsel dalam menghadapi tantangan kedepan," ucap Yudi.

Karena hal tersebut, Gerindra yakin keberadaan Marshel menjadi Wakil Wali Kota Tangsel ini bisa memajukan generasi muda.

"Apalagi kalau beliau menjadi pemimpin di Tangsel pasti bisa memajukan Pemuda," pungkasnya.

Marshel Langsung Kritik Pembangunan di Tangsel

Sebagai calon pemimpin, Marshel menunjukkan kekritisannya dalam membaca tata kelola kota, terutama di Tangsel.

Di Tangsel, Marshel menyebut bahwa pembangunannya masih timpan antar kecamatan.

Secara spesifik, komika tersebut mengkritik masih adanya tiang listrik di tengah jalan kota satelit Jakarta itu.