androidvodic.com

Analisis soal Dampak Ekonomis Even Jakarta Hajatan - News

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Even Jakarta Hajatan ke-495 dinilai berdampak signifikan pada naiknya pergerakan ekonomi warga.

Diketahui, even Jakarta Hajatan berkelanjutan yang melingkupi ragam kegiatan perayaan ulang tahun Jakarta yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah pada Juni 2022.

Direktur Celios, Bhima Yudhistira mengatakan even Jakarta Hajatan bisa menggerakkan sektor UMKM yang memicu penyerapan tenaga kerja.

"Yang positif pembelian masyarakat di pusat perbelanjaan, naik 8 persen dan di tempat hiburan, taman kota ada kenaikan mobilitas 14 persen," kata Bhima saat webinar Jakarta Punya Hajat, Ekonomi Melesat yang berlangsung secara daring  yang digagas PT Indonesia Digital Pos, Selasa (28/6/2022). 

Baca juga: Jakarta Hajatan Ke-495, Kolaborasi Marketplace dan Pemerintah Dorong Peningkatan Omzet UMKM Lokal

Selain itu, kata dia, golongan masyarakat menengah dan atas saat ini tak sedikit mengeluarkan uang dari bank.

Selama masa pandemi, mereka tertunda untuk melakukan belanja.

"Saat ini mulai naik dari orang pesan hotel, rekreasi dan berwisata. Dan Formula E ini bisa menjadi branding Jakarta, terutama dari sektor pariwisata," katanya.

Ia menyebut, UMKM mendominasi perekonomian Jakarta.

Sedikitnya ada 160 ribu UMKM di bidang kuliner. Dari jumlah tersebut, Pemprov DKI harus segera merangkul mereka.

"Agar omzet naik, sasaran UMKM melihat demografi harus ke milenial. Mereka tidak perlu bawa dompet, cukup dengan uang digital," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta Achmad Chudhoiri menuturkan, sepanjang triwulan 1 tahun 2022 ada tiga lapangan usaha kontribusi paling besar dalam pertumbuhan ekonomi di DKI yakni sektor perdagangan, industri dan pasar.

"Inflasi DKI Jakarta saat ini mencapai 3 persen dan dengan tim pengendalian inflasi, Pemprov DKI berharap ada stabilitas harga," katanya.

Dijelaskan, ada lima faktor pendorong inflasi pada 2022 mendatang yakni mobilitas masyarakat, potensi kenaikan harga minyak, potensi kenaikan tarif yang diatur pemerintah PPN.

"Proyeksi ekonomi DKI Jakarta diperkirakan 5-6.1 sektor perdagangan, jasa keuangan dan lainnya," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat