androidvodic.com

400.000 Beasiswa KIP Kuliah Untuk Mahasiswa Tidak Mampu Disiapkan Pemerintah Tahun Depan - News

Laporan Wartawan News, Chaerul Umam

News, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mennyatakan program beasiswa Bidikmisi dapat diakses mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Tahun depan, pemerintah akan menyediakan kuota sebanyak 400.000 beasiswa KIP Kuliah untuk mahasiswa tidak mampu. Jadi beasiswa Bidikmisi yang ada saat ini, kita perluas cakupannya melalui KIP Kuliah," ungkap Mohamad nasir di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Mohamad Nasir mengungkapkan pemerintah akan meningkatkan kuota beasiswa Bidikmisi.

Di mana tahun 2019 ini menyediakan kuota bagi 130.000 mahasiswa tidak mampu.

Baca: Politikus PDIP: Rakyat yang Tidak Pilih Jokowi Butuh Kanal untuk Suarakan Pendapat

Baca: Motif di Balik Kasus Mutilasi ASN Kemenag Bandung Terungkap, Begini Runut Peristiwanya

Baca: Kelakar Jokowi Kepada Surya Paloh: Selamat Ulang Tahun Ke-38

Baca: Mayat Wanita Tanpa Busana Ditemukan di Parit Sawah, Berikut Asal usul Korban dan Dugaan Polisi

"Bidikmisi bukan dihapus, tapi diperluas cakupannya. Kalau dulu, Bidikmisi kita membidik anak-anak yang tidak mampu yang diterima Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tapi dengan KIP Kuliah diperluas tidak hanya PTN tapi juga Perguruan Tinggi Swasta (PTS)," terangnya.

Ia mengatakan pemegang KIP yang diterima di perguruan tinggi langsung dapat melanjutkan pendidikan dengan beasiswa menggunakan KIP Kuliah.

Pemerintah, kata Nasir, menambah anggaran Rp 2,6 triliun untuk perluasan program beasiswa melalui KIP Kuliah dalam upaya meningkatkan akses siswa dari keluarga tidak mampu untuk menikmati pendidikan tinggi.

Namun, ia mengatakan beasiswa untuk mahasiswa dengan prestasi akademik, beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), dihapus setelah ada KIP Kuliah.

"Tahun depan, kuota beasiswa untuk 400.000 KIP Kuliah. Presiden Jokowi menargetkan pada 2024, ada setidaknya dua juta kuota beasiswa KIP Kuliah," katanya.

Harus bisa cetak pengajar

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, mengatakan jumlah tenaga pengajar untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pendidikan vokasi harus ditambah.

Dia mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan seiring ditambahnya kuota siswa-siswi yang menempuh pendidikan SMK dan pendidikan vokasi.

"Guru dilatih itu jangka pendek. Ke depan guru bisa disiapkan untuk bekerja di SMK. Siapkan dosen di politeknik," kata M Nasir di acara groundbreaking kampus baru Politeknik Manufaktur Astra di Kawasan Industri Delta Silicon Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (10/5/2019).

Baca: Ini Biaya Pengeluaran Tol untuk Mudik Lebaran dari Jakarta Sampai ke Solo

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat