androidvodic.com

Suharso soal Isu Reshuffle Kabinet: Lebih Bagus Saya Enggak Tahu - News

Laporan Reporter News, Naufal Lanten

News, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengaku tidak tahu menahu perihal isu akan adanya perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

“Saya enggak tahu, saya tidak pernah mendengar,” kata Suharso kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2022).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas ini menambahkan, dirinya pun tidak mengetahui apakah PPP bakal ditambah jatahnya di kursi pemerintahan.

“Sampai hari ini saya kira itu wilayahnya presiden, nanti tanya ke presiden,” kata dia.

Menurut dia, reshuffle kabinet merupakan hak perogeratif presiden. Dia pun enggan ikut campur terkait perombakan kabinet kerja itu.

“Belum dan saya kira saya enggak tahu. Lebih bagus saya enggak tahu dan itu bukan wilayah saya,” ucapnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengaku belum mengetahui kapan reshuffle akan dilakukan.

Namun, bila jadwalnya sudah pasti, ia akan membocorkannya sedikit-sedikit.

Isu reshuffle awalnya mencuat saat presiden mengungkapkan kekecewaannya pada sejumlah menteri dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia pada Jumat (25/3/2022).

Presiden menyinggung sejumlah kementerian yang kurang menyerap produk-produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa.

Presiden mengancam akan mereshuffle menteri bila ke depannya masih banyak melakukan impor untuk pengadaan barang dan jasa di kementeriannya.

"Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya itu. Resuffle," kata Presiden saat memberikan Pengarahan Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat, (25/3/2022).

Baca juga: Menkominfo Sebut Sah-sah Saja Jika Jokowi Lakukan Resuffle Kabinet: Pasti Melalui Evaluasi Kinerja

Presiden meminta Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengawasi transaksi pengadaan barang dan jasa, dan melaporkan secara harian kepadanya.

Menurut Presiden akan ada konsekuensi termasuk bagi Pemda apabila banyak melakukan impor.

"Konsekuensinya, saya sampaikan ke Menkeu, udahlah, kalau ada yang gak semangat potong DAK-nya (dana alokasi khusus). setuju? Setuju nya gak semangat? kelihatannya sudah pada ngeri semua, nanti saya patok betul nanti, DAUnya (dana alokasi umum) hati-hati saya tahan, jika ada yang tidak taat pada apa yang kita sepakati pada hari ini," kata Jokowi.

Termasuk kata Presiden konsekuensi bagi BUMN.

Ia meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mencopot Dirut yang banyak melakukan impor di perusahaannya.

"BUMN, saya sampaikan ke menteri BUMN, dah ganti dirutnya, ganti, ngapain kita?" katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat