androidvodic.com

Komnas HAM: Ada Beberapa Pihak yang Akan Bawa Kasus Tragedi Kanjuruhan ke Dewan HAM PBB - News

News, JAKARTA - Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam mengkonfirmasi dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan Dewan HAM PBB di Jenewa.

Ia mengatakan pertemuan tersebut adalah pertemuan rutin yang tidak secara khusus dilakukan untuk membahas Tragedi Kanjuruhan.

Namun demikian, kata Choirul Anam, ia mendengar ada beberapa pihak lain yang akan membawa kasus Kanjuruhan ke dalam mekanisme tersebut.

"Sebenarnya tidak (secara khusus untuk Kanjuruhan), jadi itu acara rutin, UPR (Universal Periodic Review) rutin, berbagai informasi bisa disampaikan di sana," kata Choirul Anam di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Senin (31/10/2022).

"Dan kami mendengar juga ada beberapa (pihak lain) yang mau membawa kasus Kanjuruhan ini ke mekanisme tersebut," sambung dia.

Terkini, dalam proses pemantauan dan penyelidikan terhadap Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM RI juga akan meminta keterangan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Permintaan keterangan tersebut di antaranya terkait komitmen FIFA terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mekanisme pengawasan terhadap PSSI.

Choirul Anam mengatakan Komnas HAM adalah bagian dari sebuah jaringan Komnas HAM-Komnas HAM di seluruh dunia.

Komnas HAM RI, kata Choirul Anam, memiliki akreditasi A dan di bawah mekanisme Dewan HAM PBB di Jenewa. 

Untuk itu, kata dia, Komnas HAM membuka kemungkinan untuk membawa Tragedi Kanjuruhan yang diduga kuat terdapat unsur pelanggaran HAM ke Dewan HAM PBB di Jenewa.

"Kami memang sedang memikirkan akan menggunakan mekanisme itu (Dewan HAM PBB)," kata Choirul Anam saat konferensi pers di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Senin (24/10/2022).

Baca juga: Komnas HAM Siapkan Mekanisme Bawa Penyelesaian Tragedi Kanjuruhan ke PBB

Namun demikian, menurutnya yang paling penting dari proses permintaan keterangan terhadap FIFA adalah penjelasan yang harus diberikan FIFA terkait Tragedi Kanjuruhan.

Hal tersebut, kata Anam, karena peristiwa-peristiwa serupa termasuk penggunaan gas air mata dan pelanggaran regulasi FIFA dan PSSI berlangsung terus menerus.

"Problemnya adalah dari temuan-temuan kami memang pelanggaran ini diketahui oleh PSSI sebagai organisasi langsung di bawah FIFA tapi tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran tersebut sampai terjadilan problem Kanjuruhan ini," kata Anam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat