androidvodic.com

TNI AD Dalami Keterlibatan Prajurit Lain Dalam Kasus Kendaraan Curian di Gudbalkir Pusziad - News

Laporan Wartawan News, Abdi Ryanda Shakti

News, JAKARTA - TNI Angkatan Darat (AD) mendalami kemungkinan adanya prajurit lain yang terlibat dalam kasus penggelapan ratusan kendaraan bermotor di Gudbalkir Pusziad, Sidoarjo, Jawa Timur.

Wadan Puspomad Mayjen Eka Wijaya Permana menyebut pendalaman tersebut terus dilakukan Pomdam V/Brawijaya dari pemeriksaan prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Dalam hal pengungkapan ini, pendalaman ini, tidak menutup kemungkinan ada prajurit-prajurit lain yang ikut terlibat. Namun dalam hal ini, kami juga menghormati proses hukum yang dilakukan Polri," kata Eka dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Rabu (10/1/2024).

Kendati demikian, Eka tak membeberkan sudah sejauh mana proses pendalaman yang dilakukan Pomdam V/Brawijaya.

Namun, Eka menegaskan pihaknya akan memberikan saksi tegas terhadap setiap anggota yang terlibat dalam kasus pidana.

Baca juga: Gudbalkir Jadi Gudang Penampungan Motor dan Mobil Curian, KSAD Minta Dievaluasi

"Jadi biarlah kami bekerja, apabila ada oknum lain pasti kami akan melakukan proses itu lebih lanjut," ungkapnya.

Sebelumnya Polda Metro Jaya dan TNI berhasil mengungkap kasus penggelapan ratusan kendaraan bermotor yang disimpan di Markas Gudbalkir Pusziad, Sidoarjo, Jawa Timur.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menyebut ratusan kendaraan tersebut nantinya akan dijual ke Timor Leste setelah disimpan di gudang milik TNI AD tersebut.

"Setelah di muat di Pelabuhan Tanjung Perak, selanjutnya akan diberangkatkan menuju ke Timor Leste, di mana di Timor Leste ini sudah ada pemesan yang akan menampung di sana," kata Wira dalam jumpa pers, Rabu (10/1/2024).

Baca juga: Ratusan Kendaraan Hasil Penggelapan yang Disimpan di Gudang TNI AD Akan Dijual ke Timor Leste

Adapun modus pada tersangka khususnya yang warga sipil dalam mendapatkan kendaraan tersebut dengan membeli dari kreditur yang bermasalah dalam cicilannya dari sejumlah wilayah.

"Di samping itu, para tersangka juga menampung beberapa kendaraan, baik roda empat maupun roda dua, yang merupakan hasil daripada kendaraan curian," ucapnya.

Wira menyebut para tersangka membeli kendaraan tanpa surat-surat tersebut dengan menggunakan identitas palsu agar tak mudah dilacak.

"Dari hasil keterangan, pengiriman tersebut biasanya dilakukan dalam tempo, bisa sebulan sekali atau 2 bulan sekali, tergantung dari pada berapa besar kendaraan yang sudah bisa ditampung, di mana para pelaku membeli kendaraan roda empat maupun roda dua ini dengan harga yang cukup bervariasi," jelasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat