androidvodic.com

News - Penggunaan uang pribadi oleh pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) untuk kepentingan di luar kedinasan kembali terkuak dalam persidangan perkara gratifikasi dan pemerasan di lingkungan Kementan yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2024).

Hal itu dialami oleh Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, yang dihadirkan sebagai saksi oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Prihasto mengaku saat Syahrul Yasin Limpo (SYL) masih menjabat sebagai Menteri Pertanian (Mentan), dirinya pernah diminta untuk membayari pembelian baju koko.

Permintaan itu diketahui dirinya saat diberitahu oleh mantan Sesditjen Kementan saat itu, almarhum Retno Sri Hartati.

"Selain itu apakah juga ada bantuan untuk pembelian baju atau celana baju koko. Saksi masih ingat?" tanya jaksa KPK kepada Prihasto, dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Info yang saya terima dari Bu Sesdit ada," jawab Prihasto.

Jaksa pun bertanya apakah baju koko yang diminta untuk dibelikan itu seharga Rp 27 juta.

Lalu, Prihasto pun mengiyakannya.

"Ada ya, ini sebagaimana dalam barang bukti nomor 09 ya di halaman 17 dari barang bukti nomor 9 di situ tertulis Holtikultura Rp 27 juta, betul saksi ya?" tanya jaksa.

"Betul," timpal Prihasto.

Namun, Prihasto mengaku tidak tahu pasti sosok yang meminta untuk dibelikan baju koko tersebut.

Baca juga: 5 Pejabat Kementan Dihadirkan jadi Saksi di Sidang Kasus Korupsi SYL, 2 di Antaranya Dirjen

Dia hanya mengatakan pembelian itu merupakan perintah dari Retno selaku Sesditjen Kementan saat itu.

"Kami kurang tahu persis permintaannya dari siapa, cuman kami yang seperti kami sampaikan, kami hanya dapat laporan dari Ibu Sesdit bahwa ada permintaan untuk ini," kata Prihasto menjawab pertanyaan jaksa terkait sosok yang meminta baju koko tersebut.

Selain baju koko, Prihasto juga harus merogoh uang pribadi untuk kegiatan buka bersama (bukber) sebesar Rp 30 juta.