androidvodic.com

Rambah Metaverse, Lesti Kejora dan Rizky Billar Bikin Token Kripto, Penggunanya Disebut Leslarian - News

News - Tak mau kalah dengan artis lainnya, penyanyi jebolan akademi dangdut, Lesti Kejora dan pasangannya, Rizky Billar, merambah dunia metaverse dengan mendirikan Leslarverse.

Dalam proyek tersebut, mereka juga akan merilis Leslar Coin dan NFT untuk membeli avatar.

Langkah Lesti Kejora dan Rizky Billar dilakukan tak lama setelah beberapa artis meluncurkan token kripto milik mereka sendiri. Keduanya bahkan sudah membuat laman khusus, Telegram, dan Instagram untuk mendukung peredaran uang kriptonya.

Baca juga: OJK dan Pemerintah Kuatkan Teknologi Anti Pencucian Uang Lewat Kripto hingga Metaverse

Sebelumnya, Anang Hermansyah dan istrinya Ashanty mengenalkan token ASIX. Belakangan muncul token kripto bernama ICOIN yang diluncurkan Wirda Mansur yang tak lain adalah putri penceramah kondang Yusuf Mansur.

Leslar Metaverse merupakan perusahaan berbasis metaverse yang didirikan oleh Lesti Kejora dan Rizky Billar. Keduanya menyebut Leslar Metaverse sebagai dunia digital yang bertema cyber future.

"Dengan Rizky Billar, seorang yang akan membawa kita ke dalam dunia digital, Leslar Metaverse. Dengan menggunakan avatar yang disebut Leslarian," tulis Leslar Metaverse di laman resminya, dikutip pada Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Bappebti Luruskan ASIX Token Anang Hermansyah Tak Dilarang, Tapi . . .

Mereka yang merupakan pengguna uang kripto besutan Lesti Kejora dan Rizky Billar ini kemudian dijuluki dengan Leslarian. Sementara koinnya dinamakan dengan $Leslar.

Para pengguna token kripto itu bisa memakainya untuk keperluan game di Leslar Metaverse. Selain itu, keduanya juga menyediakan Non-Fungible Token atau NTF sebagai alternatif.

Peringatan Bappebti

Aset kripto semakin digemari oleh masyarakat selama hampir dua tahun terakhir. Bukan hanya bitcoin atau ethereum, saat ini masyarakat juga tertarik untuk memiliki kripto lain untuk mengeruk keuntungan dari potensi kenaikan harga.

Baca juga: Penyandera di Apple Store Amsterdam Tuntut Tebusan 226.000 USD dalam Mata Uang Kripto

Momentum kenaikan minat tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk memompa animo masyarakat terhadap satu jenis kripto, atau biasa dikenal dengan istilah "pompom". Hal ini kerap dilakukan dengan cara mempromosikan satu jenis produk investasi secara berlebihan dan tidak objektif.

Belakangan, beberapa artis atau public figure kerap mempromosikan kripto secara masif. Sejumlah pihak bahkan menilai promosi yang dilakukan secara masif itu menjurus terhadap praktik pompom kripto.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan dan Penindakan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Aldison Karorundak meminta kepada artis yang melakukan promosi secara berlebihan untuk memahami ketentuan yang berlaku terlebih dahulu.

"Untuk kripto, artis-artis yang pompom ya tentunya teman-teman artis atau selebritas harus memahami dulu ketentuan perundang-undangan," ujar dia dalam media briefing Satgas Waspada Investasi, beberapa waktu lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat