androidvodic.com

All New Ertiga Hybrid Pakai Baterai Lithium-Ion, Begini Cara Suzuki Kelola Limbahnya - News

News, TANGERANG - Model low MPV All New Ertiga Hybrid menjadi satu-satunya kendaraan hybrid Suzuki yang saat ini dipasarkan di Indonesia sejak peluncurannya pada 10 Juni 2022 lalu.

Sebagai kendaraan penumpang hybrid, All New Ertiga Hybrid menggunakan baterai lithium-ion untuk membantu mesin konvensionalnya dalam mengefisienkan konsumsi bahan bakar melalui komponen tambahan yang disebut Integrated Starter Generator (ISG).

Baterai lithium-ion berkapasitas 6 Ah ini akan langsung terisi otomatis saat mobil deselerasi dan tenaga pada baterai ini akan digunakan untuk meningkatkan torsi kendaraan saat mobil mulai melaju. 

Lewat ISG, tenaga dari baterai lithium ion bekerja meringankan beban pada putaran awal mesin sehingga tenaga mesin bertambah dan mobil bisa terakselerasi lebih cepat.

Di Indonesia, sesuai regulasi Pemerintah limbah baterai lithium ion masuk kategori limbah B3 alias bahan beracun berbahaya.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, Pemerintah mengharuskan setiap perorangan atau badan usaha (perusahaan) yang memproduksi barang yang menghasilkan limbah B3 agar mengelola limbahnya.

Terkait limbah baterai lithium ion di All New Ertiga Hybrid, Adhi Prasojo, Section Head of 4W Technical Services PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, penanganannya dilakukan oleh bagian after sales service.

Baca juga: All New Ertiga Hybrid Roadshow Keliling 34 Kota, Ini Rincian Jadwalnya

"Kami di bagian after sales service mengikuti peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 yang mengharuskan penghasil limbah B3  bekerja sama dengan badan pengumpul limbah, dan pengolahan limbah yang tersertifikasi untuk mengurangi sifat bahaya atau sifat racun baterai lithium ion," ujarnya di acara diskusi Layanan Purna Jual dan Pengelolaan Limbah Baterai Lithium-Ion Suzuki di pameran otomotif GIIAS 2022, Kamis, 18 Agustus 2022.

Mengacu pada Pasal 2 ayat 1 di peraturan pemerintah tersebut, pihaknya menerapkan standar baku mutu pengelolaan limbah baterai lithium ion bekerja sama dengan jaringan diler resmi.

"Peraturan Pemerintah menyatakan yang berhak bawa limbah ini memiliki izin transportasi, pengolahan dan pemanfaatan limbah. Kita ikuti regulasinya sampai ke tingkat dealer agar tidak menyimpang," kata Adhi.

"Semua diler kita secara nasional wajib mengirim limbah baterainya  ke Jakarta, ke kami, di mana pengirimannya bekerja sama dengan pihak ketiga yang telah tersertifikasi oleh Pemerintah," ujar Adhi.

Dia menyebutkan, pihak ketiga tersebut ditunjuk melalui seleksi ketat demi memastikan kemampuannya dalam mengelola limbah B3.

"Kita survei sampai ke lokasinya, juga perizinan resminya ke kementerian terkait. Pihak ketiga ini sudah mengantongi sertifikasi penanganan limbah B3 termasuk untuk penanganan limbah nuklir," bebernya.

Menurut Adhi, setelah dihilangkan sifat beracunnya, limbah baterai lithium ion bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomis seperti dijadikan batu bata hitam.

Terkait perawatan kendaraan hybrid ini, Adhi mengatakan, pihaknya memberikan edukasi customer agar selalu servis ke bengkel resmi. "Kita berikan free service dari 1000 sampai 50 ribu," ujarnya.

Adhi menjelaskan, lifetime baterai lithium-ion di All New Ertiga Hybrid dirancang untuk pemakaian sampai 5 hingga 10 tahun. "Sangat kecil peluang mengalami kerusakan, secara worldwide. Maka itu kita berikan garansi sampai 5 tahun atau 100 ribu kilometer," ujarnya.

"Kami di bagian service, mengontrol baterai yang bermasalah atau harus diganti, kami kontrol melalui barcode, lalu kita laporkan ke pihak ketiga untuk pengelolan limbah B3-nya. Jadi kita kontrol juga pengirimannya ke pihak ketiga," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat