androidvodic.com

Dukung Hilirisasi, Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Digenjot - News

News, JAKARTA - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) melalui Antam dan Inalum mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia.

Untuk mewujudkannya tak hanya bersinergi dengan mitra lokal, IBC juga berkolaborasi dengan mitra global dalam menggenjot pengembangan EV dan ekosistem baterai terutama dari segi teknologi.

Dalam kegiatan 'Business Forum: Developing Electronic Vehicle System’ yang diselenggarakan di Hong Kong, 30 Juni 2023, dijelaskan bahwa IBC mengembangkan ekosistem baterai end-to-end yang terintegrasi.

Baca juga: Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, Erick Thohir Dorong PLN Gandeng Perusahaan Energi Global

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, dukungan MIND ID tak hanya sebatas penyediaan bahan baku nikel semata, namun juga mendukung dalam penyediaan aluminium dan tembaga.

"MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan, mendukung penuh terwujudnya percepatan ekosistem EV di Indonesia ini," ucapnya dikutip dari Kontan, Senin (3/7/2023).

Hendi berharap agar kerjasama yang baik ini bisa menjadi awal yang baik. Dengan demikian, kerjasama tersebut akan memberi manfaat besar untuk Indonesia.

Sementara itu, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi industri kendaraan bermotor roda dua bertenaga listrik atau electric two-wheeler (E2W). Terdapat setidaknya 125 juta kendaraan bermotor di Indonesia.

Bahan bakar fosil yang saat ini digunakan akan mengalami transisi menjadi clean energy. Pemerintah sendiri memiliki target untuk mengadopsi E2W, yaitu menargetkan 6 juta (2025), 9 juta (2030), dan 12 juta (2035).

Pelanggan juga memiliki ekspektasi tersendiri terkait E2W, yaitu seputar keamanan, total biaya kepemilikan, serta kekhawatiran jarak tempuh mengemudi. Perihal keamanan, pelanggan memiliki kekhawatiran tentang keamanan kendaraan dalam beberapa kondisi, seperti saat banjir, kecelakaan, dan lainnya.

Pelanggan juga berekspektasi agar total biaya kepemilikan sepeda motor listrik perlu diturunkan lebih rendah dari motor dengan sistem pembakaran internal combustion engine (ICE). Selain itu, pelanggan juga khawatir dengan jarak tempuh sepeda motor listrik yang masih lebih rendah dari jarak tempuh motor ICE.

Untuk menjawab ekspektasi pelanggan tersebut, perlu adanya kepatuhan terhadap standar, inovasi model bisnis, serta infrastruktur E2W. Penting untuk memastikan semua komponen E2W telah sesuai dengan standar umum yang berlaku, seperti UNR136, SNI, ISO, dan lainnya.

Sebuah inovasi model bisnis tertentu juga bisa diterapkan, seperti menjual motor listrik tanpa baterai. Baterai yang digunakan nantinya berdasarkan sistem sewa.

Terkait infrastruktur E2W, perlu adanya standarisasi SPBKLU, SPKLU, serta baterai menjadi E2W terbuka dan terpadu ekosistem, sehingga pembangunan infrastruktur dapat dilakukan secara masif oleh para pelaku industri. Dengan infrastruktur yang memadai, jarak tempuh bukan lagi menjadi kendala.

Menurut Direktur Utama IBC Toto Nugroho, sejauh ini, inisiatif layanan manajemen aset baterai telah dilakukan melalui dua kali MoU, yakni pada 23 Maret 2023 dan 12 Juni 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat