androidvodic.com

Kenaikan Suku Bunga Tekan Sektor Properti, Penjualan Rumah Tapak Tak Naik-naik - News

News, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) berimbas pada sektor properti.

Pemasaran rumah tapak pada pasar primer hingga kini belum menunjukkan pertumbuhan.

Bahkan tren yang terjadi justru menurun.

Baca juga: Sentul City Pasarkan Hunian Tapak Harga Terjangkau di Kaki Gunung Pancar

Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI pada kuartal III 2023, penjualan properti residensial justru turun 6,59 persen YoY.

"Dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2023 belum pulih," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono di Jakarta, Kamis (16/11/2023).

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,92 persen (yoy).

Sedangkan, tambah Erwin, penjualan properti residensial masih terkontraksi sebesar 6,59 persen (yoy) pada triwulan III 2023 meski membaik dari kontraksi 12,30 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

"Hasil survei juga menunjukkan bahwa modal utama pembangunan properti residensial oleh pengembang berasal dari sumber pembiayaan nonperbankan, yaitu dana internal dengan pangsa 73,46 persen," tambah Erwin.

Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan utama dalam pembelian rumah primer adalah KPR, dengan pangsa 75,50 persen dari total pembiayaan.

Penurunan ini membaik bila dibandingkan dengan penurunan pada kuartal II-2023 yang mencapai 12,30% YoY.

Baca juga: Ini Dia Para Pemenang Kompetisi Desain Hunian Modern dan Harmoni

Kondisi penjualan rumah yang menurun pada kuartal III-2023, terjadi pada seluruh tipe rumah, baik tipe kecil, tipe menengah, maupun tipe besar.

Adapun penjualan rumah tipe kecil turun 9,52% YoY. Sedangkan rumah tipe menengah turun 13,90% YoY, dan penjualan rumah tipe besar turun 0,20% YoY.

Berdasarkan informasi dari responden, terdapat sejumlah faktor yang menghambat penjualan properti residensial tersebut.

Sebanyak 30,08% responden menyatakan, masalah perizinan atau birokrasi menjadi batu sandungan dalam penjualan rumah tapak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat