Terkini Lainnya
TAG
Berikut profil pengamat politik Arbi Sanit yang pernah menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meniru Soeharto hingga Kritik DPR.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit meninggal dunia pada Kamis (25/3/2021).
Kabar duka. Pengamat politik Universitas Indonesia dikabarkan meninggal dunia, Kamis (25/3/2021).
Jika sembarang memilih menteri, orkestrasi kabinet akan berjalan semrawut dan tanpa koordinasi
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Soleman B Ponto mengatakan teror dan intimidasi terkait pesta demokrasi terlihat nyata.
Menurut Arbi, wacana itu tak ubahnya sebuah upaya melawan dasar negara Indonesia, yakni Pancasila.
Banyak yang menyebut gaya kepemimpinan Ahok mengingatkan pada seseorang, yaitu Ali Sadikin.
Pengamat politik dari UI Arbi Sanit mengganggap sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto akan menjadi ancaman bagi Golkar.
Banyak pihak memanfaatkan isu ini untuk kepentingan sendiri. Tidak hanya DPR tetapi juga LSM
Arbi menganggap cara-cara pembunuhan karakter lawan biasa dipakai orang lemah dan sadar tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkan.
Pengamat politik senior Arbi Sanit menyatakan, Ahok sapaan Basuki sejatinya adalah korban politik.
"Ada tuduhan makar, tampaknya menerima pengarahan dari aparat. Ini cukup cerdik, walaupun kita enggak tahu apa makar itu ada,"
"Ini gak aneh ada orang seperti ini. Saya kira Jakarta memerlukan tokoh seperti ini,"
"Konflik dalam Pilgub sekarang banyak dibanding pemilihan sebelumnya. Kenapa kita gak pakai kompetisi penuh? Dalam demokrasi ini, buka saja,"
"Demokrasi Pilkada DKI sudah habis. Semuanya sudah ditekan begitu. mana ada kebebasan di situ. Orang yang digelar perkara saja tak ada kebebasan,"
Sebab, jangankan mengurusi MEA, mengurusi dirinya sendiri saja DPR tidak becus.
Makanya, sekarang ini publik melihat bahwa apapun yang dilakukan DPR sulit untuk dipercaya sebagai upaya dan niat perbaikan.
DPR, kata Arbi, tidak memiliki kriteria pengorbanan bagi rakyat.
Pengamat politik Arbi Sanit punya analisis terkait belum disahkannya RAPBD-P 2015 Provinsi DKI Jakarta oleh Kementerian Dalam Negeri.
"Selain itu perempuan lebih care, dan lebih banyak mengurus, melayani dan sensitif terhadap kebutuhan."