Terkini Lainnya
TAG
Pihak Satpol PP Aceh Singkil menegaskan tidak ada melakukan penyiksaan atau pemukulan terhadap anjing hitam bernama Canon.
Perubahan jumlah pulau tersebut terjadi akibat fenomena alam. Semisal gempa tsunami, hingga menyebabkan pulau tenggelam.
Ketika terombang ambing di laut akibat cuaca buruk, ia ditemukan nelayan Trumon lalu melakukan pertolongan
Nakhoda boat memilih kembali ke Singkil, lantaran mengikuti arah angin. Sebab, ombak besar serta angin menghadang laju kapal.
Saat ini pria berusia sekitar 30 tahun tersebut, dikarantina di salah satu pulau dalam gugusan ke Pulau Banyak.
Adela mulanya berkunjung ke Pulau Banyak sebagai volunteer membersihkan sampah di pesisir pantai. Belakangan dia terpikat pada Ilham, pemuda setempat.
Akibat pergelutan itu, ia mengalami luka bekas gigitan buaya di bagian wajah atas dan kepala bagian belakang.
Rekap suara itu berasal dari Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat
Dalam kejadian itu semua penumpang selamat dan telah dievakuasi ke Pendopo Camat Kula Baru
DPRA menyetujui pembelian satu unit kapal feri baru untuk melayani penyeberangan Banda Aceh - Sabang, yang diajukan oleh Pemerintah Aceh.
Selain membawa barang dalam boat kayu juga terdapat 10 orang satu di antaranya dalam
kondisi hamil.
Ponton tanpa awak yang ditemukan terdampar di perairan Pulau Banyak, Aceh Singkil, ternyata hanyut dari Thailand, sekitar delapan bulan lalu.
Kapal hanyut saat disewakan kepada perusahaan Malayasia, untuk digunakan mengangkut pasir laut dari Thailand ke Kedah, Malayasia
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kapal yang bisa disebut tongkang tersebut, berasal dari Batam, Kepulauan Riau.
Kapal ponton atau tongkang yang ditemukan terombang-ambing tanpa awak di perairan Pulau Banyak, Aceh Singkil, masih misterius.
Lokasi memancing terhampar tak berbilang, sesuai namanya Pulau Banyak karena memiliki banyak pulau.
Kapal pesiar asal Australia dilaporkan singgah di gugusan Kepulauan Banyak, Aceh Singkil, Kamis (16/11/2017).
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga Makjam berangkat melaut, Minggu 6 Juli sekitar pukul 15.00 WIB.
Boat mengalami kerusakan mesin ketika badai besar menerjang Rabu malam yang membuat kapal terombang-ambing di laut
Bripka Maulidin (32) beserta istri, termasuk tiga anak mereka--salah satunya masih berusia 8 bulan--terombang-ambing di tengah lautan.