Dorong Perlunya Reformasi Kebijakan Atasi Kesenjangan Digital di Asia Tenggara - News
Laporan Wartawan News, Eko Sutriyanto
News, JAKARTA - Meskipun konektivitas telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara namun masih ada beberapa bagian di wilayah ini yang belum mendapatkan manfaat dari akses konektivitas.
Temuan EdgePoint Infrastrcture, di Malaysia, 76 persen penduduknya adalah pengguna ponsel, tetapi hanya 66% yang memiliki akses ke internet seluler.
Di sisi lain, 56% penduduk Indonesia memiliki perangkat seluler, tetapi hanya 47% yang terhubung ke internet.
Demikian pula di Filipina, 54% adalah pengguna perangkat seluler, dengan hanya 42% yang memiliki akses ke internet seluler.
Baca juga: Kominfo Siapkan Infrastruktur Digital Pemilu 2024, Mulai dari Layanan Telekomunikasi Hingga Internet
Chief Executive Officer dan Founder EdgePoint Infrastrcture, Suresh Sidhu mengatakan, kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan cakupan yang signifikan dan kebutuhan yang mendesak untuk menjangkau bagian-bagian dari negara-negara ini yang tidak memiliki konektivitas.
"Temuan dari whitepaper tersebut mengungkapkan kesenjangan dalam persentase populasi yang tidak memiliki jangkauan 4G di beberapa negara, termasuk Filipina (5%), Indonesia (5%), dan Malaysia (3%)," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (3/12/2023).
EdgePoint Infrastrcture merupakan perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen yang berbasis di ASEAN
Selain itu, kata dia negara-negara ini memiliki rasio populasi per menara yang sangat tinggi, jauh di atas standar pasar negara maju, yang mengindikasikan bahwa ada juga kemungkinan populasi yang belum terlayani.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap konektivitas yang buruk umumnya adalah cakupan 4G yang rendah di luar kota-kota besar, dan tidak adanya infrastruktur yang mendukung secara menyeluruh, seperti backhaul.
"Hal-hal ini lah yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya tingkat adopsi internet seluler, sehingga menghambat pertumbuhan PDB," katanya.
Melalui temuan-temuan tersebut, kata dia, whitepaper ini juga menguraikan enam tema kebijakan utama untuk menjembatani kesenjangan digital di Malaysia, Indonesia, dan Filipina,
Mereformasi pencairan dana untuk inisiatif akses universal untuk memastikan dana digunakan secara lebih efisien dan dapat dengan cepat memberikan manfaat bagi masyarakat pedesaan.
Mempertimbangkan untuk mengubah model pencairan dana dari pencairan belanja modal (capex) menjadi model belanja operasional (opex) bulanan, sehingga menciptakan pendekatan yang berkelanjutan dan berjangka panjang dalam mendanai proyek-proyek.
Melakukan pemetaan infrastruktur dan meningkatkan akses ke informasi untuk membantu penyedia layanan dalam membuat keputusan penyebaran strategis; sebagai contoh - daerah dengan kasus ekonomi rendah mungkin memerlukan pendanaan penuh dari pemerintah karena tidak menguntungkan bagi sektor swasta.
Terkini Lainnya
56% penduduk Indonesia memiliki perangkat seluler, tetapi hanya 47% yang terhubung ke internet.
BERITA REKOMENDASI
Ratusan Pelaku UMKM Pematangsiantar Diberi Edukasi Agar Go Digital
BERITA TERKINI
berita POPULER
Harga Infinix Note 40 Series Racing Edition Mulai Rp 2 Jutaan, Ada Logo BMW Unik di Belakang Ponsel
Data Kemenhub dan Inafis Juga Diduga Ikut Bocor, Dijual 1.000 Sampai 7 Ribu Dolar AS di Dark Web
Talenta Akselerator 2024 Jadi Katalis Transformasi Digital di Indonesia
Mengenal Brain Cipher, Virus Ransomware yang Bikin Tumbang PDN, Minta Tebusan 8 Juta Dolar AS
Update Harga HP Huawei Periode Juni: Ada Diskon Besar, Huawei Mate 40 Pro Jadi Rp 9.399.000