androidvodic.com

Egi Gunawan Si Petani Milenial yang Dapat Bantuan Pendanaan dari TaniFund - News

Laporan wartawan Tribun Deodatus Pradipto

News, BOGOR - Semua berawal ketika Egi Gunawan, seorang petani asal Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor bermaksud menawarkan durian ke TaniHub, sebuah perusahaan ecommerce agritech yang berkantor di Jakarta Selatan.

Seorang di TaniHub kemudian bercerita kepada Egi mereka memiliki program pembinaan untuk petani. Program tersebut berada di bawah naungan TaniFund, bagian dari TaniGroup yang juga menaungi TaniHub.

Egi, yang juga memiliki kelompok petani, kemudian menjalin kontak dengan TaniFund. Apa yang dia temukan kemudian ternyata sesuai dengan misinya. Egi dan TaniFund memiliki misi yang sama, yaitu menyejahterakan kehidupan petani.

Pihak dari TaniGroup kemudian menemui pria yang pernah lima tahun bekerja di supermarket tersebut di Desa Karacak. Mereka memeriksa lahan pertanian yang Egi dan teman-temannya kelola dan sebagainya. Dari situ, Egi ternyata memenuhi kualifikasi untuk menjadi petani mitra TaniFund.

"Saya senang bisa berkolaborasi dengan teman-teman yang memerhatikan petani-petani milenial," ujar Egi, yang berusia 26 tahun, saat kami jumpai di lahan pertaniannya di Desa Karacak, Kamis (15/8/2019) lalu.

Panen Cabai
Seorang petani mitra TaniFund sedang memetik cabai merah keriting di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Di lahan yang Egi dan teman-temannya kelola, mereka menanam aneka sayuran. Mereka menanam pare, cabai keriting, tomat, kacang panjang, dan timun. Untuk buah-buahan musiman, mereka menanam manggis dan durian.

Egi dan kelompok taninya tidak sekadar mendapatkan pendanaan dari TaniFund. Pendanaan dilakukan menggunakan metode peer to peer lending. TaniFund turut menjaga keberlangsungan produk-produk pertanian yang mitra-mitra petaninya hasilkan.

"Kami berjualan ke modern channel, kita juga masuk ke horeka (hotel, restoran, dan katering, red), food industry. Karena demand telah dibentuk TaniHub di awal, kita butuh supply yang banyak. Kang Egi ini telah jadi mitra kami. Dia melakukan proyek penanaman, nanti hasilnya dibeli oleh TaniHub," ujar VP of Corporate Services TaniGroup Astri Purnamasari.

Para petani yang bermitra dengan TaniFund mendapat bimbingan dari petugas lapangan TaniFund. Mereka melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para petani, lalu mengajarkan metode pemupukan dan penanaman yang ilmiah serta memonitor hasil panen.

"Kita juga membantu TaniHub dalam proses quality control. Persentase hasil panen yang sukses mencapai 90-95 persen," papar Risman seorang petugas lapangan TaniFund yang selalu berinteraksi dengan Egi dan kawan-kawannya dalam menjaga keberlangsungan hasil pertanian.

Hasil Panen
Seorang petani mitra TaniFund memamerkan hasil panen cabai merah keriting di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Proyek penanaman yang dilakukan oleh para petani mitra TaniFund tidak sembarangan. Proses penanaman dilakukan berdasarkan permintaan pasar.

TaniHub, ecommerce platform B2B (business-to-business) dan B2C (business-to-consumer) untuk hasil pertanian, menyerap semua hasil panen petani. Mereka mengambil semua tingkat hasil panen.

"Kita approach semua channel, supaya semua grade hasil pertanian bisa terserap," jelas Astri.

TaniHub dan TaniFund bernaung di bawah agritech startup TaniGroup dengan visi ‘Agriculture for Everyone’.

Visi tersebut diwujudkan lewat cara mempercepat dampak positif dalam sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi informasi. Agriculture (pertanian), technology (teknologi), dan social impact (dampak sosial) adalah tiga pilar utama perusahaan dalam menciptakan ekosistem untuk menata ulang sektor pertanian di Indonesia.

Baca: TaniGroup dan IPB Kerja Sama Bangun Pertanian di Indonesia

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya TaniHub, mereka kemudian menyadari ada hal lain yang dibutuhkan para petani, yaitu akses ke pembiayaan. Petani mampu memproduksi, tapi tidak mampu untuk menjual dan terkadang mengalami kesulitan dalam hal pembiayaan.

TaniHub melihat untuk sekarang perbankan Indonesia tidak didesain untuk pertanian sehingga petani sulit untuk mengajukan pendanaan. Oleh karena itu, TaniHub mendesain metode peer to peer lending.

"Jadi, TaniFund itu fintech, TaniHub itu e-commerce. Kita ingin terlibat, tapi tidak punya banyak uang untuk mendanai semua proyek yang ada sehingga kita buka TaniFund.com, web base. Di sana ada berbagai proyek cultivation yang kita lakukan bersama mitra tani kami," papar Astri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat