androidvodic.com

Pengamat Energi Nilai Nikel Punya Prospek Bagus dalam Jangka Panjang - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi berpendapat, nikel memiliki prospek yang sangat bagus dalam jangka panjang.

Nikel tidak hanya bisa dijadikan bahan baku baterai kendaraan listrik, melainkan juga dipoles menjadi produk lain bernilai ekonomi tinggi.

"Jangka panjang nikel memiliki prospek yang bagus. Kebijakan larangan ekspor ini sudah tepat apalagi produk turunan nikel juga berpotensi memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa meningkatkan devisa negara," kata Fahmy dalam keterangan persnya, Jumat (4/11/2022).

Lebih lanjut, ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah agar industri nikel makin bersinar.

Baca juga: Industri Nikel Bisa Jadi Penopang Ekonomi RI di Tengah Ancaman Resesi

Pertama, pemerintah perlu menciptakan serta menjaga ekosistem nikel. Terutama soal kapasitas produksi.

Kedua, inovasi produk turunan nikel dengan fokus pada riset dan pengembangan, serta berkolaborasi dengan banyak pihak.

Ketiga dan yang cukup penting adalah adanya transfer teknologi.

Menurut dia, sumber daya yang ada besar tapi teknologinya masih perlu banyak belajar.

"Saya berkeyakinan harga mobil listrik bisa jauh lebih murah jika ekosistemnya berjalan dan komponen teknologi serta adanya komitmen bersama dari pemerintah," lanjutnya.

Meski tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) 2060 tidak mudah, namun misi tersebut tak mustahil.

“Asalkan pemerintah komitmen, komitmen Presiden Jokowi sangat tinggi perlu didukung oleh para Menteri dan pemangku kebijakan di bawahnya. "Jangan sampai ada kontradiksi kebijakan," imbaunya.

Kehadiran nikel serta produk turunannya yang lebih ramah lingkungan turut berkontribusi pada misi pemerintah yang menginginkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) 2060.

Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID mematok target pengurangan emisi karbon di tiap perusahaannya 28 persen 2030 mendatang.

Baca juga: Gugatan UE di WTO Tak Pengaruhi Program Hilirisasi Nikel Nasional

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat