androidvodic.com

Bursa Saham Asia Anjlok Terbebani Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga The Fed - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, TOKYO - Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada hari ini, Jumat (17/2/2023), karena investor mencerna lebih banyak data ekonomi Amerika Serikat dan komentar hawkish dari Federal Reserve AS (The Fed).

Dikutip dari CNBC, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup 0,86 persen lebih rendah pada 7.346,8, karena Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe mengulangi peringatan risiko inflasi dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Di Korea Selatan, indeks Kospi ditutup 0,98 persen lebih rendah pada 2.451,21 dan indeks Kosdaq turun 1,16 persen menjadi 775,62.

Baca juga: Analis: Penguatan IHSG akan Terbatas Jelang Rilis Data Neraca Dagang

Sementara di Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup 0,66 persen lebih rendah menjadi 27.513,13 dan indeks Topix turun 0,46 persen menjadi 1.991,93.

Bursa saham China juga diperdagangkan lebih rendah pada hari ini. Indeks Shenzhen Component turun 1,6 persen ditutup pada 11.715,77 dan indeks Shanghai Composite juga turun 0,77 persen berakhir pada 3.224,02.

Indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks Hang Seng Teknologi masing-masing turun 1,25 persen dan 2,42 persen, setelah rilis sensus penduduk 2022 dan data pengangguran pada Kamis (16/2/2023).

Beberapa data ekonomi negara-negara di Asia juga dirilis hari ini. Ekspor domestik non-migas Singapura pada Januari tercatat turun tajam sebesar 25 persen secara year-on-year, menandai kontraksi bulan keempat berturut-turut.

Sementara produk domestik bruto Thailand untuk keseluruhan tahun 2022 tumbuh 2,6 persen, lebih tinggi dari 1,6 persen yang tercatat pada 2021. Pertumbuhan PDB kuartal keempat 2022 mencapai 1,4 persen secara tahunan, turun dari 4,5 persen pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kementerian keuangan Korea Selatan mengatakan ekonomi negara itu telah melambat di tengah inflasi yang lebih tinggi dan ekspor yang lesu.

Kementerian itu mengatakan “Inflasi Korea Selatan tetap tinggi, dan pemulihan konsumsi domestik melambat. Kemerosotan ekspor yang terus-menerus dan sentimen bisnis yang memburuk mengindikasikan penurunan ekonomi”.

Baca juga: Hari Ini, IHSG Diprediksi Melanjutkan Penguatan ke Level 6.902

Kementerian keuangan Korea Selatan juga memperkirakan ekonomi Negeri Ginseng tumbuh 1,6 persen, lebih rendah dari angka pada 2022 sebesar 2,6 persen “karena kondisi eksternal yang memburuk,” kata laporan itu.

Defisit perdagangan Korea Selatan pada Januari mencapai rekor tertinggi sebesar 12,69 miliar dolar AS, menandai kerugian selama 11 bulan berturut-turut.

Sementara itu, Presiden The Fed St Louis James Bullard, mengatakan ia mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada pertemuan terakhir dan bisa melihat langkah yang lebih agresif ke depan.

Baca juga: Analis Prediksi Pelemahan IHSG Hanya Berlangsung Jangka Pendek

“Saya adalah pendukung untuk kenaikan 50 basis poin dan saya berpendapat bahwa kita harus mencapai tingkat suku bunga yang dianggap cukup ketat oleh komite secepat mungkin,” kata Bullard dalam pidatonya di Tennessee.

Sedangkan Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester juga mengatakan dia menginginkan kenaikan yang lebih tinggi dari seperempat poin yang disetujui oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Baik Mester maupun Bullard tidak memberikan suara tahun ini di FOMC.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat