androidvodic.com

Silicon Valley Bank Bangkrut, Bank Kecil Goyang Ekonomi Amerika, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia? - News

News, JAKARTA - Silicon Valley Bank (SVB) mengalami kebangkrutan hanya dalam waktru 48 jam, seiring krisis modal yang dialaminya akibat melonjaknya suku bunga acuan di Amerika Serikat.

Tekanan ini yang membuat SVB mengalami krisis modal lantaran para klien mulai menarik uang untuk memenuhi kebutuhan likuiditas mereka.

Hingga SVB mengalami pembengkakan kerugian mencapai 80 miliar dolar AS pada Rabu (9/3/2023). SVB pun akhirnya ditutup pihak berwenang Amerika Serikat (AS) pada 10 Maret 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Sebab, hanya karena bank kecil bisa menimbulkan persepsi yang sistematik.

Baca juga: Shanghai Pudong Development Bank Berencana Akuisisi Anak Usaha Silicon Valley Bank di China

“Bank regional, dengan aset hanya US$ 200 miliar, untuk ukuran Amerika ini sangat kecil. Telah menimbulkan guncangan yang sangat signifikan dari sisi kepercayaan deposan di AS,” tutur Sri Mulyani dikutip dari Kontan, Kamis (16/3/2023).

Atas kejadian tersebut, Sri Mulyani menyampaikan, pemerintah AS akhirnya memutuskan untuk melakukan bailout atau memberikan dana talangan kepada SVB, agar para deposan di bank lainnya tidak panik.

Selain itu, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) juga memutuskan untuk memberikan kepastian penyelamatan insured maupun non insured deposit.

Adapun penyebab kebangkrutan SVB karena terjadi tiga hal, yakni pertama, sektor yang dibiayai oleh SVB adalah khusus startup dan startup yang telah mengalami penurunan kinerja pada tahun 2022.

Hal ini terlihat dari berbagai indikator dan menyebabkan ancaman penyaluran deposito yang meningkat tinggi. Selain itu, kinerja kreditnya juga menurun.

Kedua, SVB mengalami kenaikan lebih dari tiga kali lipat dalam kurang lebih dua tahun.

Menurutnya, deposito banyak, namun penyaluran kredit tertahan karena kinerja startup yang menurun signifikan.

Hal ini juga menyebabkan kondisi neraca keuangan SVB mengalami tekanan.

Ketiga, yang dialami SVB adalah deposito yang meningkat tinggi dibelikan surat berharga negara di AS, yang jangkanya panjang dan surat berharga negara ini mengalami penurunan nilai ini karena interest rate The Fed yang naik.

“Ini semuanya yang menyebakan kemudian SBV dari sisi balance sheet mengalami penurunan. dan timbul rumor, sehingga terjadi bank run. Situasi ini adalah situasi yang bisa berkembang hanya dalam waktu 1 kali 24 jam, itu yang kita liat,” jelasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat