androidvodic.com

Pesawat Buatan China Lolos Uji Keselamatan, Siap Saingi Boeing dan Airbus, Dijual di Asia Tenggara - News

News, BEIJING - Pesawat penumpang terbaru berbadan sempit buatan China C-919 lolos uji keselamatan. Lebih dari 60 awak memeriksa pesawat C-919 milik maskapai China Eastern Airlines C-919 selama empat hari pengujian di Shanghai.

Baca juga: Partai Buruh: Tenaga Asing China Leluasa Bekerja di Indonesia karena Dibekingi Oknum Pejabat

Pesawat buatan dalam negeri China tersebut diketahui hanya disertifikasi untuk terbang di China, dan maskapai China Southern Airlines mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan menerima C-919 pertamanya pada bulan Agustus 2024 mendatang. Lolosnya pesawat C-919 membuat persaingan dunia aviasi dengan Boeing dan Airbus semakin panas.

Diketahui dua produsen raksasa pesawat terbang tersebut beberapa waktu belakangan kerap menghadapi masalah mekanis pada banyak pesawat buatannya.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi April 2024

China Eastern Airlines Technology, adalah anak perusahaan grup yang memiliki pesawat tipe C-919. Pesawat tersebut lolos inspeksi A atau uji keselamatan tertinggi selama empat hari di sebuah hanggar di Shanghai.

C-919 adalah pesawat berbadan sempit yang dikembangkan oleh produsen pesawat The Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC). C919 merupakan bagian dari tujuan jangka panjang China untuk memecah duopoli Airbus dan Boeing, dan dimaksudkan untuk menyaingi Airbus A320, Boeing 737, dan Irkut MS-21.

Baca juga: AS Borong 81 Pesawat Rongsok Untuk Suku Cadang Kiev, Berapa Jet Tempur Milik Ukraina?

Pengembangan dimulai pada tahun 2008. Prototipenya mulai diproduksi pada Desember 2011 dengan prototipe pertamanya siap pada 2 November 2015 dan melakukan penerbangan perdananya pada 5 Mei 2017. Pesawat ini telah mendapat sertifikasi kelaikan udara dari Administrasi Penerbangan Sipil China pada 29 September 2022.

Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) memperkirakan permintaan pesawat penumpang di pasar Asia-Pasifik akan meningkat selama dua dekade mendatang dari 3.314 menjadi 9.701 pesawat.

Namun Skift, sebuah situs penelitian industri perjalanan, mengutip ketua eksekutif Air Lease, salah satu penyewa pesawat terbesar di dunia, mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak berencana membeli pesawat komersil C-919.

Baca juga: Maskapai Akan Hadapi Kiamat Penumpang Akibat Ulah Pemerintah Cari Uang Pariwisata di Tiket Pesawat

“Partai Komunis China (PKC) dan COMAC sangat tertarik untuk menjual C919,” kata Steven Udvar-Hazy di Wings Club industri penerbangan di New York pada tanggal 29 Februari silam. “Tetapi ini adalah hubungan kencan satu arah,” tambahnya.

Brendan Sobie dari Sobie Aviation, sebuah konsultan industri penerbangan di Singapura, mengatakan kepada masih terlalu dini untuk mengetahui apakah COMAC dapat menggoyahkan duopoli Boeing dan Airbus.

"Kita tidak mungkin melihat dampak signifikan dari C919 di luar negeri dalam waktu dekat," ujarnya.

Seiring dengan berlangsungnya tur C-919, COMAC mengatakan tujuannya adalah untuk memamerkan pesawat tersebut dan Asia Tenggara dijadikan pasar potensial di masa depan.

Baca juga: Kapal Tiongkok Tembaki Kapal Filipina Pakai Meriam Air, Laut China Selatan Kembali Memanas

COMAC juga mengklaim bahwa sudah lebih dari 1.000 pesanan untuk C-919, namun sebagian besar berasal dari maskapai penerbangan China dan penyewa pesawat. Pada Singapore Airshow, COMAC menerima pesanan dari Tibet Airlines untuk 40 pesawat lorong tunggal C-919. Sementara pesawat Boeing dan Airbus terjual habis hingga akhir dekade ini.

China menyatakan ingin mendapatkan pengakuan internasional yang lebih luas atas C-919 dan berencana mengejar sertifikasi Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa.

Pihak Boeing dan Airbus mengatakan mereka tidak khawatir dengan pesawat yang pertama kali ditampilkan di luar China pada Singapore Airshow pada 20-25 Februari 2024 lalu.

"C919 tidak akan terlalu mengejutkan,” kata Christian Scherer, CEO bisnis komersial pesawat Airbus.

Baca juga: VIRAL Badan Pesawat Air India Jenis Airbus A320 Tersangkut Jembatan

Scherer menambahkan C919 adalah upaya yang sah yang dilakukan oleh China tetapi “permasalahannya diyakini tidak jauh berbeda dari pesawat Airbus dan Boeing.

Sementara itu Dave Schulte, Direktur Pelaksana Pemasaran Komersial Boeing untuk Asia-Pasifik mengatakan maskapai penerbangan di Asia Tenggara mungkin mempertimbangkan untuk memesan C-919.

Baca juga: Petinggi Boeing Berguguran, Bagian Rentetan Kecelakaan Pesawat yang Satunya Terjadi di Indonesia?

Namun, ia memperingatkan bahwa COMAC akan menghadapi gangguan rantai pasokan yang sama seperti Boeing dan Airbus seiring dengan meningkatnya permintaan perjalanan udara pascapandemi. Dirakit di China, C-919 sangat mengandalkan komponen, termasuk mesin, dari perusahaan di luar China seperti GE dan Honeywell International.(SCMP/VOA)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat