androidvodic.com

Haid Bukan Penghalang Ibadah, Perempuan Wajib ke Arafah, Tetap Sah Lakukan Wukuf Saat Puncak Haji - News

News, MAKKAH - Haid bukanlah penghalang untuk berhaji. Wukuf di Arafah itu wajib walaupun perempuan masih mentsruasi.

Tentang kajian fikih wanita berhaji ini disampaikan Konsultan ibadah Daerah Kerja Makkah, Prof. Dr. Hj. Siti Mahmudah, S.Ag, M.Ag.

"Perempuan tetap wajib berangkat ke Arafah dengan niat umrah haji walaupun dalam keadaan sedang haid. Ingat, haji adalah Arafah. Maka tidak sah bila pada 9 Zulhijjah tidak hadir di Arafah," ujar Siti Mahmudah di Makkah, Minggu (9/6/2024).

Baca juga: Klinik Kesehatan Haji Makkah Sediakan 555 Paket Obat-obatan dan Safari Wukuf Jelang Armuzna

Menurut Siti Mahmudah yang juga Kepala Program Doktor (S3) Hukum Keluarga, Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung ini haid bukanlah penghalang ibadah.

"Karena haid tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk berhaji. Hajinya tetap sah, dan tidak mengurangi kemabrurannya," imbuhnya.

Lantas, bagaimana dengan Thawaf Ifadhah bagi perempuan yang sedang haid?

Baca juga: Lebih dari 1.000 Petugas Dikerahkan Saat Puncak Haji di Armuzna, Disebar di Titik-titik Krusial

Bicara saat manasik haji perempuan pada petugas, Siti Mahmudah menyarankan agar perempuan haid menunggu sampai suci jika masih punya waktu untuk tinggal lama di Makkah.

Namun jika waktunya terbatas, karena harus segera meninggalkan tanah air, Siti Mahmudah menyarankan cara berikut.

Pemandangan udara ini menunjukkan jemaah haji berkumpul di Gunung Arafat, juga dikenal sebagai Jabal al-Rahma atau Gunung Rahmat, saat puncak ibadah haji, Selasa, (27 Juni 2023). (Abdulghani BASHEER/AFP)
Pemandangan udara ini menunjukkan jemaah haji berkumpul di Gunung Arafat, juga dikenal sebagai Jabal al-Rahma atau Gunung Rahmat, saat puncak ibadah haji, Selasa, (27 Juni 2023). (Abdulghani BASHEER/AFP) (AFP/ABDULGHANI BASHEER)

"Jika tidak punya waktu lagi, amati apakah ada masa jeda suci. Jika dia tidak melihat darah haid, segera mandi, lalu memakai pembalut yang rapat dan menjaga dari tetesan darah, kemudian melaksanakan thawaf ifadhah dan sai," imbuhnya. Jika setelah itu dia masih mendapati darah haid, thawafnya sudah sah.

Jika cara itu juga seorang perempuan belum juga suci, maka dipebolehkan melakukan Thawaf Ifadah memakai pembalut.

"Namun jika menjelang pulang, masih haid dan harus segera kembali ke Indonesia, maka boleh melakukan Thawaf Ifadah dengan menjaga darah haidnya menggunakan pembalut yang aman," ungkap Siti Mahmudah.

Baca juga: Viral Skuter Listrik di Masjidil Haram, Jika Dipakau untuk untuk Thawaf Segini Tarif Sewanya

Cara seperti ini mengikuti pendapat Ibnu Taimiyah yang mengatakan thawafnya sah.

Ia melanjutkan, bagi mereka yang akan meninggalkan kota Makkah masih dalam keadaan haid tidak perlu melakukan Thawaf Wada'.

"Cukup berdiri dan berdoa di hadapan Masjidil Haram untuk pamit pulang dari rumah Allah sebagai tamu Allah," paparnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat