Warteg: Komunitas yang membantu para pengusaha Warung Tegal bertahan di tengah inflasi besar-besaran - News
Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan harga pangan yang cenderung volatil, para pemilik warteg se-Jabodetabek berkumpul bersama dan membentuk komunitas yang dinamakan Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) agar dapat saling membantu dalam menjalani usaha mereka.
Di pinggir jalan Otista Raya, Jakarta Timur, terletak sebuah warteg milik Tarsih Irdayanti dan suaminya.
Warteg itu menjual beraneka ragam makanan, mulai dari sayur kangkung, tempe orek, ikan bakar dan lainnya.
Seperti warteg yang merupakan singkatan dari warung Tegal, Tarsih sendiri merupakan warga asli Kota Tegal, Jawa Tengah. Ia sudah tinggal dan mengelola warteg di Jakarta selama hampir 20 tahun.
Namun, ia sendiri sudah mulai membantu orang tuanya melayani para konsumen lapar di warteg mereka di Jakarta sejak ia duduk di bangku kelas empat SD.
“Saya belajar nyentong nasi dan melayani itu dari SD kelas 4. Setiap kali liburna saya dibawa ke Jakarta. Waktu itu di daerah Budi Luhur, di daerah petukangan selatan itu,” ungkap Tarsih yang kini berusia 48 tahun.
Ia masih ingat betul pengalamannya berbelanja di pasar pagi-pagi seorang diri saat ia SMA. Para penjual langsung meneriakinya dengan penuh semangat, menawarkan berbagai barang jualan mereka, mulai dari tahu hingga unggas.
“Kalau dulu enak, bahan-bahan makanan semua murah dan alami. Sekarang sudah serba mahal dan instan,” katanya.
Tarsih mengatakan inflasi yang kini tak bisa diprediksi semakin ‘mencekik‘ para pengusaha warteg. Bahkan, BBC News Indonesia menemukan rata-rata harga lauk warteg naik hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan 10 tahun lalu.
Ia menyaksikan langsung dampaknya, ketika dulu pengusaha warteg bisa mendapatkan untung paling tidak 40% dari hasil penjualan, kini pendapatan menjadi 20%. Itu pun jika sang pemilik sedang beruntung.
“Saya kerja dengan suami saya di warung dengan jam kerja warteg dari jam 4 pagi sampai dengan jam 10 malam, itu nggak sebanding dengan tenaga yang keluar.“
Meski begitu, ia mengaku sekitar 80-90% dari keluarga besarnya yang berasal dari Tegal masih giat menekuni usaha warteg.
“Mereka pada buka warteg. Keponakan-keponakan saya, ada yang angkatan darat, ada yang angkatan laut, tapi tetap wartegnya itu enggak ditinggal,” ungkap Tarsih.
Terkini Lainnya
Para pemilik warteg se-Jabodetabek berkumpul bersama dan membentuk komunitas yang dinamakan Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara)…
Siapa Sir Keir Starmer, perdana menteri baru Inggris setelah Partai Buruh menang Pemilu 2024?
Pemerintah Indonesia mau tarik investasi dari orang superkaya - Apa itu Family Office dan enam hal yang perlu diketahui
Petinggi Kominfo mundur 'sebagai tanggung jawab moral' setelah Pusat Data Nasional diretas
Ratusan orang di India tewas akibat berdesakan di festival keagamaan Hindu - 'Banyak yang tertimpa dan saya tidak bisa berbuat banyak'
Pimpinan KPK mengaku gagal berantas korupsi, 'tanpa dibilang pun publik sudah tahu'
BERITA TERKINI
berita POPULER
Hamas Setujui Usulan AS soal Perundingan Pembebasan Sandera Israel Meski Masih Ada Kesenjangan
LIVE Tank APC Jebol di Rafah, Sistem Rudal Bawah Tanah Hizbullah Jadi Momok Baru IDF
Disergap di Laut Hitam, Dua Jet Tempur Rusia Buru-buru Mundur
Video Sistem Rudal Bawah Tanah Canggih Hizbullah Muncul di Tengah Isu Israel Serang Lebanon
Singapura Masih Khawatir Meski 16 Pimpinan Jemaah Islamiyah Indonesia Deklarasikan Pembubaran