Badai Franklin di Haiti dan Republik Dominika, Kemenlu Pastikan WNI Aman - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
News, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu RI) memastikan Warga Negara Indonesia (WNI) aman dari Badai Tropis Franklin yang melanda Haiti dan Republik Dominika pada Rabu (23/8/2023).
Direktur Pelindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha mengatakan KBRI Havana telah menjalin komunikasi dengan para WNI yang tinggal di Haiti dan Republik Dominika untuk memastikan keselamatan mereka dari Badai Franklin yang menimpa wilayah tersebut.
Baca juga: Badai Tropis Hilary Hantam California dan Meksiko, Sejumlah Wilayah Alami Banjir Bandang
Terdapat 11 WNI di Republik Dominika dan 11 WNI di Haiti.
Dalam komunikasi langsung Dubes RI Havana dengan para WNI, hingga saat ini tidak ada yang terdampak Badai Franklin dan mereka seluruhnya dalam kondisi aman.
"KBRI Havana juga telah beri imbauan kepada para WNI untuk tetap berhati-hati dan terus memantau informasi dan arahan otoritas lokal," kata Judha.
Badai Franklin yang melanda Haiti dan Republik Dominika menyebabkan sekira lebih dari 200.000 orang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Di Republik Dominika sendiri, pihak berwenang menempatkan 25 provinsi dalam status siaga merah atas kemungkinan banjir, dan tujuh provinsi dalam status kuning.
Terkini Lainnya
Kemenlu RI) memastikan Warga Negara Indonesia (WNI) aman dari Badai Tropis Franklin yang melanda Haiti dan Republik Dominika pada Rabu (23/8/2023).
Analisis Pakar Militer, Hizbullah dan Israel Telah Mempersiapkan Perang Sejak 2006
BERITA REKOMENDASI
Situasi Memanas, Kemlu RI Minta WNI Tunda Perjalanan ke Iran-Israel
BERITA TERKINI
berita POPULER
Analisis Pakar Militer, Hizbullah dan Israel Telah Mempersiapkan Perang Sejak 2006
Israel Sesumbar Punya Senjata 'Kiamat' untuk Perangi Iran, tapi Minta Bantuan Barat soal Intelijen
Video Ancaman Iran jika Perang IDF dan Hizbullah Meletus di Lebanon
Video Brigade Al-Qassam Tenteng Senjata Lumpuhkan IDF yang Menembus Selatan Tal Al-Hawa
Perang Dunia Sudah Dekat, Putin Pertimbangkan Produksi Senjata 'Terlarang'