androidvodic.com

Putin: Negara Barat Pakai Agama dan Rasisme untuk Kacaukan Perdamaian Dunia - News

News - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan negara-negara Barat mengobarkan kebencian dan intoleransi agama untuk merusak kedamaian dunia.

Berbicara di hadapan para pemimpin komunitas agama Rusia di Kremlin, Putin memperingatkan Islamofobia, anti-Semitisme dan Russofobia digunakan sebagai senjata melawan dunia multipolar.

Ia mengawali pidatonya dengan membahas situasi perang Hamas Palestina dan Israel di Gaza.

"Kita semua mengikuti dengan penuh kekhawatiran, dengan rasa sakit di hati kita, situasi tragis di Tanah Suci, yang memiliki makna sakral bagi umat Kristiani, Muslim, Yahudi," kata Putin di Kremlin, Rabu (25/10/2023), dikutip dari laman resmi kremlin.ru.

Menurut Putin, ada kekuatan-kekuatan yang mengobarkan, memprovokasi nasionalisme dan intoleransi agama untuk mengejar permusuhan dengan Rusia.

Menurutnya, itu adalah langkah untuk mempertahankan tatanan dunia yang mengarah pada kolonialisme dan dominasi.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-610: 2.500 Tentara Rusia Tewas dalam 6 Hari di Avdiivka

“Barat melihat bagaimana proses pembentukan tatanan dunia multipolar mendapatkan momentumnya dan untuk menghambat perkembangan negara-negara yang merdeka dan berdaulat, serta memecah belah mayoritas dunia, mereka menggunakan cara yang sama,” kata Putin.

Presiden Rusia itu lalu memberikan contoh ketika negara Barat menutup mata pada vandalisme terhadap Islam, termasuk pembakaran Al Quran, dan mendukung veteran Nazi.

“Di Eropa, mereka menutup mata terhadap penistaan ​​dan vandalisme terhadap tempat-tempat suci umat Islam. Di sejumlah negara, penjahat Nazi dan anti-Semit, yang berlumuran darah korban Holocaust, secara terbuka diagungkan di tingkat resmi," kata Putin.

Putin juga memberikan contoh yang terjadi di Ukraina.

"Di Ukraina, mereka bergerak ke arah pelarangan Gereja Ortodoks kanonik dan memperdalam perpecahan gereja,” tambah Presiden Rusia itu.

Warga Palestina mengangkut jenazah korban dari reruntuhan setelah serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 23 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas Palestina. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP)
Warga Palestina mengangkut jenazah korban dari reruntuhan setelah serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 23 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas Palestina. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

Baca juga: 20 Truk Bantuan ke Gaza Hanya Setetes Air di Lautan, PBB Kritik Perang Israel-Hamas

Menurut Putin, tujuan dari semua itu adalah untuk meningkatkan ketidakstabilan di dunia, memecah belah budaya, masyarakat, agama di dunia, dan memprovokasi konflik peradaban.

Ia menjelaskan, semua itu dilakukan untuk mempertahankan tatanan dunia yang berpusat pada negara-negara tertentu saja.

“Sementara itu, mereka berbicara tentang semacam tatanan dunia baru, yang esensinya tidak berubah: standar ganda, klaim eksklusivitas, dominasi global, hingga pelestarian sistem yang pada dasarnya neokolonial,” lanjutnya.

Seorang kerabat berduka atas jenazah anggota keluarga Abu Morad yang meninggal menyusul serangan Israel sebelumnya, saat pemakaman mereka di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 24 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (Photo by Mahmud HAMS / AFP)
Seorang kerabat berduka atas jenazah anggota keluarga Abu Morad yang meninggal menyusul serangan Israel sebelumnya, saat pemakaman mereka di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 24 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (Photo by Mahmud HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Pemerintah Indonesia Serukan Gencatan Senjata Perang Israel-Palestina di Gaza

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat