androidvodic.com

Ancaman Keras Mesir ke Israel Jika Berani Usir Warga Palestina ke Sinai, Sinyal Perang di Selatan? - News

Ancaman Keras Mesir ke Israel Jika Berani Usir Warga Palestina ke Sinai, Perang Juga Terjadi di Selatan?

News - Mesir dilaporkan mengeluarkan ancaman keras ke Israel terkait relokasi pengungsi Palestina yang berpotensi dipaksa tentara pendudukan untuk ke luar dari Jalur Gaza.

Surat kabar Israel, Israel Hayom, mengutip pernyataan seorang narasumber Mesir yang idak disebutkan namanya, melaporkan kalau Kairo mengancam akan menangguhkan atau membatalkan perjanjian normalisasi dengan Israel jika negara pendudukan itu secara paksa memindahkan warga Palestina ke wilayah Sinai, Mesir, di selatan Jalur Gaza.

Baca juga: Dokumen Intelijen Israel Bocor: Mau Jadikan Warga Gaza Kaum Terusir di Tenda-Tenda Sinai Mesir

Lawan Hizbullah di Front Utara, Potensi Lawan Mesir di Front Selatan

Menurut surat kabar Israel tersebut, ancaman-ancaman ini disampaikan dalam serangkaian kontak antara pejabat senior Mesir dan Israel dan kemudian dikomunikasikan kepada "seluruh elite politik-keamanan di Israel."

Pejabat pertama yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Israel Hayom kalau "jika (ada) satu pengungsi Palestina (pun) lolos (ke wilayah Mesir), perjanjian perdamaian (antara kedua pemerintah) akan dibatalkan".

Hal ini menjadi sinyal terjadinya potensi perang di front selatan yang mesti dihadapi Israel. Sebagai catatan, Israel juga potensial membuka perang di front utara menghadapi Hizbullah.

Baca juga: Tentara Israel Kembali Tarik Brigade Cadangan dari Gaza, Persiapan Gempur Besar-besaran Hizbullah?

Narasumber lain Mesir memang tidak menyebutkan soal pembatalan perjanjian tersebut, melainkan mengatakan kalau Kairo akan "menangguhkan" perjanjian tersebut dalam keadaan yang sama.

Gambar yang diambil dari Rafah pada 23 Januari 2024 menunjukkan asap mengepul di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama pemboman Israel, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Gambar yang diambil dari Rafah pada 23 Januari 2024 menunjukkan asap mengepul di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama pemboman Israel, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP)

Kamuflase Pengusiran Warga Gaza

Segera setelah Israel melancarkan perangnya di Gaza, rencana untuk menggusur paksa warga Palestina di wilayah selatan tampaknya mulai terwujud.

Saat membombardir Gaza Utara, berdalih sebagai “langkah keamanan”, komando militer Israel memerintahkan warga Palestina di Jalur Gaza utara untuk pindah ke selatan, mengatakan kalau wilayah selatan di Jalur Gaza akan “aman”.

Baca juga: Bom Israel Mulai Jamah Rafah, Peringatan Mesir Diabaikan, Pengungsi Jadi Alat Negosiasi ke Hamas

Namun, bertentangan dengan pernyataan-pernyataan ini, militer Israel justru menyerang konvoi pengungsi dan meluncurkan peluru artileri serta menyerang daerah-daerah yang ditentukan hingga akhirnya melancarkan invasi besar-besaran ke Jalur Gaza selatan pada 1 Desember 2023. 

Ribuan warga Palestina dilaporkan makin terdesak menuju perbatasan Palestina-Mesir di selatan di mana bangunan sementara telah didirikan untuk melindungi seluruh keluarga.

Kondisi ini terjadi ketika partai-partai politik Israel baru-baru ini mengadakan konferensi yang membahas pemukiman kembali Jalur Gaza, sementara berbagai pernyataan dari pejabat Israel dan bocoran dari pejabat Israel mengkonfirmasi berlanjutnya plot ekspansionis pendudukan Israel.

Baca juga: Israel Gelar Resettlement Conference, Para Menteri Bersorak atas Rencana Perampasan Gaza

Foto yang diambil pada tanggal 22 Januari 2024 di pinggiran selatan Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza, menunjukkan keluarga-keluarga Palestina melarikan diri dari kota melalui jalan pesisir menuju Rafah, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Tentara Israel membombardir Khan Yunis, pusat perang terbaru di Gaza, pada 22 Januari 2024 setelah Perdana Menteri Israel menolak apa yang dikatakannya sebagai persyaratan Hamas untuk pembebasan sandera, bahkan di tengah meningkatnya tekanan dari keluarga mereka. (Photo by AFP)
Foto yang diambil pada tanggal 22 Januari 2024 di pinggiran selatan Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza, menunjukkan keluarga-keluarga Palestina melarikan diri dari kota melalui jalan pesisir menuju Rafah, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Tentara Israel membombardir Khan Yunis, pusat perang terbaru di Gaza, pada 22 Januari 2024 setelah Perdana Menteri Israel menolak apa yang dikatakannya sebagai persyaratan Hamas untuk pembebasan sandera, bahkan di tengah meningkatnya tekanan dari keluarga mereka. (Photo by AFP) (AFP/-)

Mesir Marah Campur Cemas

Tindakan Israel tersebut dilaporkan telah membuat marah para pejabat Mesir, yang mengomunikasikan ancaman tersebut “dengan perasaan bercampur antara marah dan khawatir.”

Kairo telah menyatakan, mereka tidak siap menerima ratusan ribu pengungsi Palestina. Pada gilirannya, para pengungsi Palestina ini dianggap Mesir akan menjadi ancaman keamanan nasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat