androidvodic.com

Kata Militer Kairo Soal Kabar Pesawat Israel Langgar Wilayah Udara Mesir

News - Pesawat-pesawat tempur Israel disebut-sebut melanggar wilayah udara Mesir dalam upaya saat menggempur Rafah sebagai persiapan agresi militer darat ke kota di perbatasan tersebut.

Namun, sumber keamanan Mesir pada Sabtu (24/2/2024) membantah kabar tersebut.

Baca juga: Pembantaian Rafah Dimulai, Anak-anak Palestina Mandi Darah Karena Bom Israel: Ambulans Pun Dihajar

Anadolu melaporkan, mengutip Cairo News Channel, pejabat militer Mesir membantah kalau pesawat Israel telah melanggar wilayah udara negara tersebut.

"Sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya “menyangkal laporan media tentang pelanggaran wilayah udara Mesir oleh pesawat militer Israel,” lapor Cairo News Channel.

Sumber tersebut menggambarkan laporan-laporan ini sebagai “salah dan tidak berdasar,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Penyangkalan ini menambah spekulasi kalau Mesir memang berusaha menjaga hubungan dengan Israel dalam konteks perjanjian perdamaian di perbatasan, hal yang ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry.

Baca juga: Tembok Tujuh Meter di Rafah dan Perjanjian Rahasia Mesir-Israel-AS Buat Hancurkan Hamas

Israel Ngotot Kuasai Koridor Philadelphia

Di luar spekulasi sikap ambigu Mesir, ketegangan dalam hubungan Kairo-Tel Aviv meningkat baru-baru ini dengan latar belakang pernyataan para pejabat Israel yang mengkonfirmasi niat mereka untuk melancarkan operasi militer di perbatasan dan mengendalikan poros Philadelphia, yang ditolak keras oleh Kairo.

Koridor Philadelphia adalah koridor sepanjang 14 kilometer (8,69 mil), yang dijamin oleh perjanjian perdamaian Israel-Mesir tahun 1979.

Baca juga: Tagih Mesir Balas Budi ke Israel, Eks-Menlu Tel Aviv Serukan Pengambil Alihan Koridor Philadelphia

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menekankan, lebih dari satu kali, bahwa tanpa kendali Koridor Philadelphia, tentara Israel tidak akan mampu mengalahkan Hamas di Gaza.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas.

Perang Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan lebih dari 29.600 orang, dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok. Hampir 70.000 orang terluka.

Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas sementara lebih dari 200 orang dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.

Keputusan sementara ICJ pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Namun, peperangan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut.

(oln/memo/*)