androidvodic.com

Elon Musk Kritik Proses Demokrasi di Ukraina, Heran Zelensky Masih Presiden saat Masa Jabatan Habis - News

News - Orang terkaya di dunia nomor 2 saat ini yakni Elon Musk kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait proses demokrasi yang berlangsung di Ukraina.

Ia memertanyakan sosok Presiden Ukraina yakni Volodymyr Zelensky yang masih menjabat sebagai pemimpin tertinggi negara tersebut meskipun masa jabatannya sudah habis minggu ini tepatnya pada Senin (20/5/2024).

Menanggapi aksi Zelensky yang terus menjabat dan menghapus pilpres Ukraina di tahun ini, Elon Musk pun buka suara.

Ia meragukan adanya keterlibatan negara-negara barat dalam kontroversi kebijakan yang diambil oleh pemerintah Ukraina tersebut.

Pengusaha yang baru saja meresmikan layanan internet Starlink di Indonesia ini pun menyindir proses penegakan demokrasi di Ukraina.

Hal ini ia lontarkan saat menanggapi sebuah unggahan di X (dahulu bernama Twitter) oleh jurnalis konservatif Jack Posobiec yang membahas mengenai masalah masa jabtan Zelensky.

"Lah, saya pikir kita (Amerika Serikat) ada di sana (Ukraina) untuk 'menegakkan demokrasi'?" sindir Musk kepada Zelensky.

Cuitan Elon Musk di X menyindir Presiden Ukraina
Cuitan Elon Musk di X menyindir Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang masih menjabat sebagai pemimpin tertinggi negara tersebut meskipun masa jabatannya sudah habis Senin ini (20/5/2024)

Seperti yang diketahui sebelumnya, hari Senin (20/5/2024) lalu menandai berakhirnya masa jabatan lima tahun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Zelensky sebelumnya naik jabatan pada 20 Mei 2019 setelah memenangkan pemilu Ukraina yang digelar dua putaran pada 31 Maret 2019 dan 21 April 2019.

Alih-alih mengadakan pemilihan umum di tahun ini, pemerintahannya memilih melanjutkan masa jabatan Zelensky dengan alasan undang-undang militer yang diberlakukan karena adanya konflik yang masih berlangsung dengan Rusia.

Dikutip Tribunnews dari Reuters, Pada 3 November 2023 lalu Menlu Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan di hadapan peserta World Policy Conference di Uni Emirat Arab bahwa para politisi di negaranya yang mewakili pihak pemerintah maupun oposisi telah menyatakan keraguannya terkait kemungkinan pemilihan umum pada tahun 2024.

Baca juga: Menteri AHY Siapkan Lahan untuk Elon Musk Berinvestasi di Indonesia: Clear and Clean

Hal ini didasarkan pada situasi di mana Rusia mengendalikan hampir seperlima wilayah Ukraina yang berimbas pada jutaan warga Ukraina yang melarikan diri ke luar negeri.

Kuleba menilai ada pula tantangan berat lainnya dalam hal infrastruktur yang rusak, sistem registrasi pemilih yang sudah ketinggalan zaman, hak terbatas di bawah undang-undang militer, dan kurangnya dana sebagai penghambat berlakunya Pemilu Ukraina di tahun 2024.

Konstitusi Ukraina juga menentukan bahwa masa jabatan seorang presiden berakhir hanya ketika seorang pengganti dilantik.

Karena aturan tersebut, Volodymyr Zelenskyy pun bisa terus menjabat sebagai presiden bahkan setelah berakhirnya masa jabatan lima tahun.

(News/Bobby)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat