androidvodic.com

Karena Operasi Militer, UNRWA Menghentikan Distribusi Bantuan Makanan di Rafah yang Terkepung - News

Karena Operasi Militer, UNRWA Menghentikan Distribusi Bantuan Kemanusiaan Makanan di Rafah yang Terkepung

News- UNRWA menghentikan distribusi makanan di Rafah yang terkepung.

Para pejabat PBB mengatakan kurangnya pasokan ke Rafah akan menimbulkan konsekuensi 'apokaliptik' atau malapetakan kelaparan besar.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan pada tanggal 21 Mei bahwa distribusi makanan di Rafah ditangguhkan karena kurangnya pasokan dan masalah keamanan.

“Sebagai akibat dari operasi militer yang sedang berlangsung di Rafah timur, pusat distribusi UNRWA dan gudang WFP, keduanya di Rafah, kini tidak dapat diakses,” kata badan PBB tersebut melalui postingan media sosial.

Akibat komplikasi ini, distribusi makanan di Rafah, bagian selatan Gaza, saat ini terhenti karena kurangnya pasokan dan ketidakamanan.”

Situasi kemanusiaan di Rafah semakin memburuk ketika Israel meningkatkan agresinya di kota paling selatan Gaza.

Dalam laporan situasi sebelumnya yang diterbitkan pada hari Selasa, UNRWA mengatakan bahwa hanya 7 dari 24 pusat kesehatan UNRWA yang beroperasi. Dalam sepuluh hari terakhir, mereka belum menerima pasokan medis karena penutupan/gangguan penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom.

Hampir satu juta pengungsi Palestina yang mencari perlindungan di Rafah terpaksa mengungsi lagi karena ancaman Israel.

Beberapa dari mereka yang mengungsi telah kembali mencari perlindungan di reruntuhan Khan Yunis dan kota-kota lain yang hancur yang menurut UNRWA “sama sekali tidak layak untuk mereka tinggali.”

Juru bicara UNRWA di Rafah, Louise Wateridge, mengatakan melalui postingan media sosial bahwa “keluarga telah pindah sejauh mungkin ke barat, kini mencapai pantai dan sepanjang pantai.”

“Pedalaman Rafah kini menjadi kota hantu. Sulit dipercaya ada lebih dari 1 juta orang yang berlindung di sini seminggu yang lalu,” tambah Wateridge.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths mengatakan kepada wartawan di sela-sela pertemuan dengan para pejabat di Doha bahwa situasi di Rafah bisa menjadi “apokaliptik” karena kurangnya pasokan.

“Jika bahan bakar habis, bantuan tidak akan sampai ke masyarakat yang membutuhkan. Kelaparan yang sudah lama kita bicarakan dan sedang terjadi, tidak akan terjadi lagi. Itu akan hadir,” kata Griffiths.

“Saya pikir kekhawatiran kami, sebagai warga komunitas internasional, adalah konsekuensinya akan sangat berat. Keras, sulit, dan apokaliptik.”

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan dalam pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Senin bahwa Tel Aviv berusaha untuk memperluas operasinya di Rafah, meskipun ada kecaman internasional yang luas.

“Kami berkomitmen untuk memperluas operasi darat di Rafah hingga akhir pembongkaran Hamas dan pemulihan para sandera,” sebuah pernyataan dari kantor Gallant mengutip pernyataannya dalam pertemuan tersebut.

(Sumber: The Cradle)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat