androidvodic.com

16 Ribu Pengungsi Berdesakan di Sekolah PBB, Kepadatan Semakin Parah akibat Pengungsian dari Rafah - News

News - Sebuah sekolah yang dikelola PBB di Deir el-Balah kini menampung sebanyak 16.000 pengungsi.

Jumlah tersebut karena kepadatan yang semakin parah akibat pengungsian dari Rafah.

Lebih dari satu juta warga Palestina kini telah meninggalkan Rafah, yang sebelumnya merupakan zona aman bagi pengungsi Gaza.

Banyak pengungsi yang pindah ke Deir el-Balah atau Khan Younis.

Keluarga-keluarga yang mencari perlindungan di sekolah tersebut terpaksa tidur di lorong sekolah.

Mereka juga mendirikan tempat penampungan plastik sementara, kata Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

“Kondisi kehidupan sangat buruk, dengan sumber daya yang langka, fasilitas sanitasi yang tidak memadai, dan persediaan yang sangat terbatas,” kata badan tersebut, Kamis (30/5/2024), dilansir Al Jazeera.

Israel Memperluas Serangan

Pada Rabu (29/5/2024), militer Israel mengatakan pihaknya telah menguasai seluruh perbatasan Gaza dengan Mesir.

Merebut koridor strategis Philadelphi memberi sinyal bahwa Israel telah memperdalam serangannya di Gaza selatan.

Diberitakan AP News, warga Palestina di kota perbatasan Rafah melaporkan pertempuran sengit pada hari Rabu.

Baca juga: Israel Klaim Ada Terowongan Hamas dari Rafah ke Sinai, Mesir Langsung Bereaksi

Israel sebelumnya mengatakan pihaknya melakukan operasi terbatas di Rafah timur di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

Amerika Serikat dan sekutu Israel lainnya telah memperingatkan agar tidak melakukan serangan besar-besaran di kota tersebut, dengan mengatakan hal itu akan menyebabkan bencana kemanusiaan.

Pertempuran di Rafah telah mendorong lebih dari 1 juta warga Palestina untuk mengungsi, sebagian besar dari mereka telah menjadi pengungsi akibat perang antara Israel dan Hamas.

Mereka sekarang mencari perlindungan di tenda-tenda darurat dan daerah-daerah lain yang dilanda perang, di mana mereka kekurangan tempat berlindung, makanan, air dan kebutuhan penting lainnya untuk bertahan hidup, kata PBB.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat