androidvodic.com

Ribuan Truk Bantuan Mandek di Mesir, Antre Masuk Gaza, tapi Israel Ngeyel Tutup Perlintasan Rafah - News

News – Ribuan truk pengangkut bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza kini mandek di perlintasan Rafah sisi Mesir.

Truk-truk itu tak bisa masuk ke Gaza lantaran perlintasan Rafah masih ditutup.

“Lebih dari 2.000 truk pembawa bantuan kemanusiaan dan barang komersial kini menunggu di Mesir, siap memasuki Gaza,” kata Direktorat Jenderal untuk Perlindungan Warga Sipil Eropa dan Bantuan Operasi Bantuan Kemanusiaan melalui media sosial X pada hari Selasa, (11/6/2024).

“Karena operasi militer intens [Israel], perlintasan Rafah tetap ditutup.”

Uni Eropa kemudian mengimbau adanya akses bantuan kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan.

Direktorat itu juga mengunggah video pendek di X yang memperlihatkan banyak truk bantuan berbaris mengantre di perlintasan Rafah sisi Mesir.

Perlintasan itu dikuasai oleh militer Israel sejak tanggal 7 Mei lalu.

Gambar satelit menunjukkan ratusan truk menunggu di perbatasan Rafah. Menurut data terbaru dari badan kemanusiaan PBB (OCHA), hanya empat truk yang membawa bantuan kemanusiaan penting memasuki Gaza pada hari Rabu.
Gambar satelit menunjukkan ratusan truk menunggu di perbatasan Rafah. Menurut data terbaru dari badan kemanusiaan PBB (OCHA), hanya empat truk yang membawa bantuan kemanusiaan penting memasuki Gaza pada hari Rabu. (Tangkapan layar Twitter)

Israel manfaatkan truk bantuan

Sebelumnya, pasukan Israel secara diam-diam menggunakan satu truk bantuan truk untuk masuk ke kamp pengungsian Nuseriat.

Setelah masuk ke kamp itu, mereka membantai sekitar 274 warga Palestina dan melukai hampir 700 lainnya sebelum membebaskan empat warga Israel yang disandera.

Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) mengecam tindakan Israel itu.

Baca juga: Ikuti Jejak Sri Lanka, Israel Ubah Zona Aman di Gaza Jadi Ladang Pembantaian, Ini 6 Persamaannya

Organisasi itu mengatakan penggunaan truk bantuan untuk masuk ke kamp itu membahayakan staf bantuan.

“Pasukan pendudukan menipu orang-orang dengan menyamar dengan kedok bantuan yang amat dibutuhkan warga sipil di tengah penderitaan mereka karena kurangnya pangan,” demikian pernyataan PRCS.

“Ini membahayakan keamanan tim bantuan.”

Juru bicara PRCS Nebal Farsakh menyebut peristiwa seperti itu bisa menyebabkan pekerja kemanusiaan dicurigai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat