androidvodic.com

Enam alasan mengapa lebih dari 1.300 jemaah haji meninggal di Makkah - News

Ibadah haji tahun ini diwarnai dengan tragedi.

Setidaknya 1.301 jemaah dari berbagai negara meninggal dunia, menurut otoritas Arab Saudi.

Dari jumlah itu, sebanyak 200 orang berasal dari Indonesia, berdasarkan data Kementerian Agama pada Jumat (21/06).

Ibadah haji, yang melibatkan jutaan umat Islam dari berbagai negara, tahun ini secara resmi berakhir pada Rabu (26/06).

Tahun ini, ibadah haji berlangsung saat gelombang panas, dengan suhu melebihi 50C.

Lebih dari tiga perempat korban meninggal tidak memiliki izin resmi dan menjalankan ibadah haji d bawah terik sinar matahari tanpa tempat berlindung yang memadai, kata kantor berita Saudi, SPA.

Beberapa dari mereka yang meninggal dunia adalah orang lanjut usia atau menderita penyakit kronis, tambah kantor berita tersebut.

Menteri Kesehatan Fahd Al-Jalajel mengatakan upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran jemaah haji akan bahaya suhu panas dan antisipasi yang bisa dilakukan oleh para jemaah.

Fasilitas kesehatan setempat merawat ahampir setengah juta jemaah, termasul lebih dari 140.000 jemaah yang tak memiliki izin, menurut AL Jalajel.

Sementara beberapa jemaah lain masih dirawat di rumah sakit karena kelelahan akibat suhu panas.

Arab Saudi dikritik karena dianggap tidak berbuat banyak untuk membuat ibadah haji lebih aman, terutama bagi jamaah haji tidak terdaftar yang tidak memiliki akses terhadap fasilitas seperti tenda ber-AC dan transportasi resmi haji.

Kendati begitu, Kerajaan Arab Saudi melaporkan bahwa rencana kesehatannya untuk musim haji tahun ini berjalan sukses.

“Musim haji bebas dari wabah atau ancaman terhadap kesehatan masyarakat, meskipun jumlah jemaahnya besar dan tantangan yang ditimbulkan oleh suhu tinggi,” kata Menteri Kesehatan Saudi Fahad al-Jallayel dalam sebuah pernyataan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat