Profil Khairul Fahmi, Pakar Hukum yang Diumumkan Jadi Panelis Debat Perdana Capres-Cawapres - News
News - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan 11 nama panelis debat perdana capres-cawapres di Pilpres 2024.
Anggota KPU RI, August Mellaz, menyampaikan 11 nama telah bersedia menjadi panelis debat capres-cawapres.
Pakar Hukum Universitas Andalas (Unand), Khairul Fahmi, menjadi satu di antara panelis tersebut.
“Panelis itu kita sudah mendapatkan konfirmasi dan kesediaan dari 11 orang yang akan jadi panelis untuk debat pertama,” kata Mellaz di kantornya, Sabtu (9/12/2023).
Para panelis akan dikarantina dan menandatangani pakta integritas pada Minggu (10/12/2023).
“Kemudian tanggal 10, mulai besok kami akan karantina sampai tanggal 13 di Jakarta untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun oleh panelis,” jelas August Mellaz.
Baca juga: KPU Tambah Jumlah Kuota Undangan Tim Paslon yang Hadir di Debat Capres, Dari 50 Jadi 75 Orang
Profil Khairul Fahmi
Khairul Fahmi lahir di Lubuk Aur pada 30 November 1981.
Khairul Fahmi merupakan Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas.
Dilansir laman PUSaKO FH Unand, berikut riwayat pendidikan Khairul Fahmi:
1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Canduang, 1988-1994;
2. Pondok Pesantren Ash Habul Yamin Lasi, 1994-1999;
3. Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang, 1999-2001;
4. Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang, 2000-2004;
5. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas, 2008-2010.
Terkini Lainnya
Pilpres 2024
Berikut ini profil Pakar Hukum Universitas Andalas (Unand), Khairul Fahmi, yang menjadi panelis debat capres-cawapres.
Profil Khairul Fahmi
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
PDIP Kaji Peluang Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta
PAN Sebut Jokowi Tidak Menawarkan Kaesang ke Parpol Manapun untuk Pilkada Jakarta
Wawancara Eksklusif - Ilham Habibie Tidak Kecil Hati Duel dengan Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil
PKS Bantah Nasdem soal Sebut Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI Jakarta Diralat
Tegaskan Dukungan untuk Ridwan Kamil Jika Maju di Jakarta, Projo: Petahana Selalu Kalah