androidvodic.com

TPN Ganjar-Mahfud Bela Cak Imin Soal Pertanyaan SGIE, Sebut Rakyat Kehilangan Debat Berkualitas - News

Laporan Wartawan News Rahmat W Nugraha

News, JAKARTA - Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto membela Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang sempat kebingungan saat menerima pertanyaan dari Gibran Rakabuming Soal SGIE.

Menurutnya moderator seharusnya meminta penanya yakni cawapres Gibran untuk menjelaskan singkat soal SGIE tersebut.

Diketahui pada debat cawapres, Jumat (22/12/2023) malam, Gibran bertanya kepada Cak Imin soal SGIE tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Akhirnya perdebatan berpusat pada singkatan kata SGIE.

Bukan pada subtansi pertanyaan ekonomi halal dunia.

Baca juga: TKN Bantah Gibran Buat Pertanyaan Jebakan Soal SGIE: Kok Bodoh Banget Dijebak Anak Kecil

Bahkan Gibran menyebutkan singkat kata SGIE dalam pelafalan bahasa Indonesia.

Padahal SGIE sendiri berasal dari Bahasa Inggris yang bermakna State of the Global Islamic Economy.

"Sebaiknya moderator menjelaskan itu. Kalau tidak maka rakyat tidak bisa mendapat kesempatan untuk mendapatkan debat yang berkualitas," kata Andi di Media Center Ganjar Mahfud, Jakarta Pusat, Sabtu (23/12/2023).

Baca juga: Gibran-Mahfud Adu Unggul, Cak Imin Pilih Slepet Jadi Andalan

Pria berkacamata ini menyebutkan karena terjadi kebingungan akibat singkat tersebut, akhirnya cawapres nomor urut 1 itu jadi kehilangan waktu untuk menjawab.

"Jadi kemarin Cak Imin kehilangan waktu 1 sampai 2 menit, karena tidak bisa memaknainya dan langsung dipotong 10 detik ketika bertanya apa itu SGIE," ujarnya.

Andy mengatakan ketika mendengar kata SGIE justru yang ada dibenaknya makanan khas Jogja.

"Waktu saya mendengar kata SGIE itu, yang saya bayangkan itu nasi gurih di Jogja, sego gorih ingkung enak. Jadi ketika Mas Gibran sebut SGIE Syariah, ini Mas Gibran ada kuliner baru halal yang mau dipromosikan," katanya.

Dikatakan Andi, teknik pertanyaan tersebut juga pernah digunakan Presiden Jokowi dalam debat capres sebelumnya.

"Itu sebetulnya buat kami trauma. Ketika teknik itu dipakai Pak Jokowi dengan pertanyaan TPID. Debat berikutnya tentang pertahanan. Khawatir Pak Prabowo menggunakan cara yang sama. Kami menyiapkan glossary dari huruf a sampai huruf z," jelasnya.

Menurutnya hal itu menjadi kerepotan yang tidak perlu.

Untuk tim pemenangan yang bekerja di belakang layar.

"Bayangkan kalau nanti semua istilah yang terkait dengan lingkungan di debat ke-4. Semua dikeluarkan dalam bentuk singkatan akhirnya 10 detik pertama hilang untuk menjawab singkatan. Kualitas debat menjadi turun," tegasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat