androidvodic.com

Mardiono Minta PPATK Buka Informasi ke Publik Soal Dugaan Transaksi Mencurigakan Kampanye di Parpol - News

News, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membuka informasi soal partai mana saja yang memiliki laporan transaksi mencurigakan khususnya di rekening bendahara partai politik (parpol).

Hal tersebut merespons temuan PPATK soal transaksi keuangan janggal jelang Pemilu 2024 yang terjadi di semester kedua tahun 2023.

“Sebaiknya aparatur negara atau PPATK segera membuka partai mana saja yang mendapat aliran dana itu, artinya aliran dana yang tidak legal menurut UU Pemilu. Sikap saya supaya segara dibuka, partainya apa dan jumlahnya berapa,” ujar Muhamad Mardiono kepada wartawan, Senin (18/12/2023).

Mardiono menjelaskan, hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi fitnah kepada sesama anak bangsa dan menjadi bola liar. 

“Kalau tidak segera dibuka akan menjadi bola liar yang berakibat tidak percayanya publik terhadap Pemilu. Maka dibuka saja terkait sumbernya dari mana, supaya tidak menjadi finah, saling curiga, dan sudzon terhadap sesama anak bangsa,” ungkapnya.

Terakhir, Pria pemimpin partai nomor urut 17 ini pun mengaku tidak takut jika hal tersebut dibuka. Sebab, dia meyakini partainya tidak terlibat isu tersebut.

“Bahkan kalau PPP mendapat aliran dana, ya dibuka saja agar tidak menjadi fitnah,” pungkasnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan pihaknya sudah menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait transaksi mencurigakan yang ada hubungannya dengan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Dalam surat tersebut, PPATK menjelaskan bahwa transaksi uang masuk dan keluar berjumlah ratusan miliar rupiah dari rekening bendahara partai politik (parpol) pada periode April-Oktober 2023.

PPATK Temukan Transaksi Janggal

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengungkap temuan transaksi keuangan janggal jelang Pemilu 2024 yang terjadi di semester kedua tahun 2023.

Menurutnya kejanggalan tersebut karena jumlah laporan terkait hal tersebut naik drastis lebih dari 100 persen.

Hal tersebut disampaikannya usai usai menghadiri acara Diseminasi PPATK, Hotel Pullman Central Park, Jakarta Barat, Kamis (14/12/2023).

"Sudah (ada temuan PPATK). Bukan indikasi kasus ya. Kita menemukan memang peningkatan yang masif dari transaksi mencurigakan misalnya terkait dengan pihak-pihak berkontestasi yang kita dapatkan namanya,” kata dia.

Ivan tidak merinci pihak-pihak dimaksud, melainkan mengaku mendapat pemetaan nama-nama tersebut dari daftar calon tetap (DCT). 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat