androidvodic.com

Pilkada 2020 di NTB Diprediksi Muncul Tokoh Baru - News

News, JAKARTA - Sebanyak tujuh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020.

Pilkada 2020 diselenggarakan di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, Kota Mataram, Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Dompu.

Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram, Bambang Mei Finarwanto, mengatakan pilkada 2020 memberikan kesempatan bagi para pendatang baru bersaing menawarkan gagasan dan terobosan kepada masyarakat di NTB.

Menurut dia, pilkada 2020 menjadi titik momentum bagi para pendatang baru lantaran banyak pertahana yang sudah tidak bisa mengikuti pertarungan karena sudah dua periode menjabat.

Baca: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Waskita Kembangkan Teknologi IoT dan Wearable Device HoloLens

Baca: Biaya Sekolah Mikhayla Setengah Miliar, Nia Ramadhani Emosi Dengar Cita-cita Putri Ardi Bakrie

Baca: Live Streaming Man City vs West Ham di Premier League Asia 2019: Live Mola TV

"Secara garis besar, masyarakat di seluruh kabupaten dan kota di NTB menginginkan ada pembaharuan dan perubahan, tidak melulu orang itu lagi, itu lagi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2019).

Dia menjelaskan, M16 yang mengawal peta kontestasi pilkada di NTB dalam beberapa tahun terakhir melihat adanya kecenderungan masyarakat NTB yang menginginkan perubahan.

Dia mengambil contoh pasangan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah yang semula tidak diunggulkan sebagai pendatang baru, justru keluar sebagai pemenang di Pilgub NTB 2018. Padahal, kata dia, pasangan yang diusung PKS dan Demokrat itu bersaing dengan nama-nama yang relatif jauh lebih populer.

Dia melihat, tren perubahan semakin mengemuka tatkala pemilihan legislatif (pileg), baik tingkat DPRD Provinsi NTB, DPRD kabupaten/kota, DPR RI, hingga DPD RI yang memunculkan nama-nama baru sebagai pemenang.

"Tren di NTB dalam beberapa tahun terakhir seperti itu, banyak pendatang baru yang justru sukses memikat hati masyarakat," kata dia.

Dia menilai tren kesuksesan para pendatang baru akan terjadi pada pilkada 2020, apabila nama-nama lama cenderung menganggap remeh kehadiran para pendatang baru.

Dalam pandangannya, kata dia, pendatang baru mampu mengubah kekurangan menjadi kelebihan, hal ini yang tidak dimiliki para petahana yang kerap terbelenggu oleh zona nyaman

"Para pendatang baru paham dirinya tidak sepopuler petahanan, makanya dia maksimal turun ke lapangan, menyerap aspirasi dan keinginan masyarakat," ucap Didu.

Selain itu, para pendatang baru juga cenderung //nothing to lose// sehingga tidak begitu peduli tentang hasil akhir, melainkan berusaha semaksimal mungkin. Meski begitu, lanjut dia, para pendatang baru juga harus tepat menggunakan strategi agar tepat sasaran.

Dia menambahkan para pendatang baru sebaiknya bermain pada ranah yang kerap diabaikan oleh para petahana yakni media sosial dan terobosan kampanye yang unik dan kreatif serta pola partisipatif.

"Dengan menggunakan pola-pola tersebut, masyarakat lebih merasa dilibatkan. Sudah tidak zamannya lagi kampanye dengan model konvensional, sudah ketinggalan zaman," tambahnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat