androidvodic.com

Prof Taruna Ikrar Bicara Vaksin Covid-19 dan Kemajuan Farmakologi Modern - News

News, JAKARTA - Pasific Health Science University, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, ACCP, UNIM, RS PMC Jombang, ICMI NTB dan beberapa lembaga lainnya di Indonesia menyelenggarakan webinar internasional tentang perkembangan vaksin Covid-19 terkini.

Hadir sebagai narasumber utama pada webinar yang diikuti oleh kurang lebih 1200 peserta ini adalah Prof. Dr. Taruna Ikrar, peneliti obat dan vaksin di ASGTC USA.

Taruna yang  juga profesor dan Dekan di Pacific Health Sciece University California ini menyebutkan bahwa kita harus optimis bisa melewati wabah Covid-19 sebab  beberapa ratus tahun sebelumnya umat manusia pernah melewati wabah penyakit infeksi seperti kolera, polio, campak dan lain-lain.

"Dengan upaya vaksinasi dan pengembangan herd immunity umat manusia bisa mengeliminasi penyakit-penyakit tersebut," ujar Taruna, Minggu (2/8/2020).

Baca: Pertengahan Agustus 2020 Rusia Siap Luncurkan Vaksin Covid-19

Apalagi di era saat ini dengan kemajuan tekhnologi farmakologi modern tentunya ada banyak upaya pengembangan vaksin yang telah dilakukan untuk mengendalikan wabah covid-19.

Dalam beberapa bulan ada 155 kandidat vaksin yang telah dikembangkan dan 27 diantaranya telah dilakukan uji klinis pada manusia,

"Alhamdulillah 11 diantaranya telah masuk tahap uji klinis yang kedua," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Taruna juga menjelaskan bahwa beberapa tehnik yang telah dikembangkan diantaranya adalah:

1). Melemahkan virus SAR COV-2

2). Recombinant (protein subunits) vaccine

3). Plasma convalescent of Sars Cov-2-infection, yangmana metode ini telah digunakan di USA sebagai pengobatan standar covid-19 sedangkan di Indonesia masih dalam tahap uji klinis

4). Vaksin berbasis personalized atau yang dikenal dengan istilah dendritic cells vaccines, yang mana metode ini kerapkali digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker.

Taruna menyebutkan bahwa metode dendritic cells yang dikembangkan saat ini memiliki perbedaan dengan varian kandidat vaksin Covid-19 lainnya.

"Prinsipnya dalam metode ini antibody dikembangkan di luar tubuh penderita selama 2-3 hari, setelah dendritic selnya berkembang maka akan disuntikan lagi kepada penderita, Alhamdulillah vaksin ini sudah masuk dalam uji klinis tahap 3," kata Taruna.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat