Fenomena Banyaknya Paslon Tunggal di Pilkada 2020, PKB : Secara Demokrasi Jadi Tidak Menarik - News
News, JAKARTA - Fenomena pasangan calon tunggal semakin tampak dalam Pilkada Serentak 2020 yang akan digelar pada 9 Desember mendatang.
Tercatat ada 25 pasangan calon tunggal atau yang akan melawan kotak kosong.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengatakan fenomena banyaknya pasangan calon tunggal membuat kontestasi politik menjadi tidak menarik.
"Secara demokrasi ini menjadi tidak menarik," ujar Daniel Johan, ketika dihubungi News, Rabu (16/9/2020).
Tidak menariknya kontestasi politik akibat banyaknya pasangan calon tunggal, disebut Daniel Johan membuat masyarakat tak memiliki pilihan beragam.
Baca: 25 Paslon Lawan Kotak Kosong, PPP : Jadi Paslon Pilkada di Era Pemilihan Langsung Cukup Berat
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI tersebut mengatakan masyarakat hanya bisa memilih calon tunggal itu atau golongan putih (golput).
"Masyarakat jadi tidak punya pilihan selain calon tunggal dan golput, ke depan mungkin perlu dipikirkan jalan keluarnya," kata dia.
Di sisi lain, Daniel Johan mengatakan fenomena ini bisa terjadi karena berbagai faktor.
Satu di antaranya karena calon tunggal yang berkontestasi di suatu wilayah dianggap terlalu kuat.
"Mungkin karena calon tunggalnya dianggap terlalu kuat," tandasnya.
Baca: Politisi Demokrat: Tiga Penyebab Munculnya Fenomena Paslon Tunggal di Pilkada 2020
Sebelumnya diberitakan, perpanjangan masa pendaftaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 telah berakhir.
Dalam perpanjangan masa pendaftaran itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat ada tiga bakal pasangan calon (paslon) yang mendaftar.
Tiga bakal paslon yang mendaftar di masa perpanjangan itu yakni H Soekirman dan Tengku Muhammad Ryan Novandi yang diusung oleh NasDem, PKS, dan PAN.
Mereka mendaftar untuk pemilihan Bupati Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Terkini Lainnya
Pilkada Serentak 2020
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengatakan fenomena banyaknya pasangan calon tunggal membuat kontestasi politik jadi tidak menarik.
BERITA TERKINI
berita POPULER
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiwo Serahkan Program Sosial BI ke PMI Jakarta Utara
Ikatan Alumni UII Gelar Nobar Film Alkostar, Mahfud MD Bicarakan Konsep Sukma Hukum
Tenaga Ahli Utama KSP Sebut Moderasi Beragama Jadi Modal Indonesia dalam Urusan Diplomasi
Eks Menlu RI Tegaskan Pendidikan jadi Cara Tangkal Pengaruh Radikalisme di Indonesia
SYL Sebut 3 Kali Nama Surya Paloh Dalam Pembelaannya: Hormat Ku Buat Abang Ku