androidvodic.com

Ketua Joman: Relawan Jokowi Cenderung Menyimpang - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

News, JAKARTA - Immanuel Ebenezer Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) kini melihat relawan-relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) cenderung menyimpang.

Pria yang kerap disapa Noel ini melihat para relawan kini mempunyai tujuan dan arah masing-masing untuk kepentingan kelompok.

Adanya penyimpangan ini, ucap Noel, merupakan bentuk demokrasi yang semakin buruk.

Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk Menelisik Zona Nyaman Jokowi di hotel, kawasan Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2022).

"Tapi begini akhirnya produk demokrasi kita menjadi buruk. Kita suka ketika ada relawan-relawan begini, karena kita mau menjawab tantangan perilaku partai yang coba mengkorup kedaulatan rakyat, untuk mengimbangi partai ini," kata Noel.

"Tapi sekarang malah saya lihat kecenderungannya menyimpang, yang tadinya volunteer sekarang jadi avonturir. Hari ini yang menurut saya malah makin bikin turun ya, menjadi enggak bagus," tambahnya.

Ia pun mencontohkan relawan pemimpin di Amerika yang langsung membubarkan diri ketika proses demokrasi sudah selesai. 

Namun, berbeda dengan relawan Jokowi, kelompok relawan ini justru menjadi kelompok periferi bahkan hingga mendapat bagian dalam lingkaran pemerintah.

Baca juga: PKS Sarankan Presiden Tinggalkan Relawan: Jokowi Sudah Selesai, Mau Apa Lagi?

"Kalau di Amerika kultur bagus relawan itu, tapi ketika sudah proses demokrasi mereka membubarkan diri. Tapi di era Jokowi masuk menjadi kelompok periferi, kelompok pinggiran jadi komisaris dan sebagainya tidak lebih dari itu," jelasnya. 

Hal tersebut bagi Noel jadi merendahkan diri para relawan dan juga presiden. Padahal, lanjutnya, relawan itu harusnya menjadi pengawal dalam segala kebijakan yang dibuat oleh tokoh yang mereka dukung.

"Jadi kualitasnya merendahkan dirinya dan merendahkan presiden. Cukup dikasih jabatan ini senang, menyenangkannya sebatas itu saja, padahal relawan yang sebenernya mengawal kebijakan. Jadi watchdog," tegasnya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat