androidvodic.com

Tangis Ani Saat Cerita Disiksa Majikan: Tolong Pak Jokowi dan Ibu Puan Sahkan Undang-Undang PPRT - News

News, JAKARTA - Hari ini, Rabu (21/12/2022) Taman Pandang Istana Merdeka ramai oleh puluhan pekerja rumah tangga (PRT) berkebaya.

Mereka tampak berjejer rapi. Masing-masing membentangkan payung hitam dan berlindung di bawahnya.

Dengan semangat yang sama, para PRT menyuarakan sebuah tuntutan dalam aksi damai pada hari ini.

Hanya satu tuntutan mereka: perlindungan dari penyiksaan melalui Undang-Undang Perlindungan PRT.

Tuntutan itu disampaikan bukan tanpa sebab.

Pengalaman mereka sebagai korban penyiksaan menjadi alasan utama tuntutan tersebut dilayangkan.

Satu di antaranya, Ani mengisahkan pahitnya pengalaman bekerja di bawah kesadisan majikan selama sembilan tahun.

Mulanya dia bercerita dengan lancar mengenai bentuk penyiksaan yang diperoleh.

"Dalam penyiksaan itu saya disiram air panas, disetrika tangan saya, perut, punggung, sampai kedua kaki. Terus saya dipukul, terus saya disuruh makan kotoran kucing," katanya.

Berbagai luka fisik pun membekas akibat kelakuan sadis sang majikan, mulai dari telinga, mata, bibir, hingga kaki.

"Bibir saya sobek karena bekas pukulan dan dirobek kedua tangannya. Terus mata saya juga penglihatannya sudah tidak bisa melihat dengan jelas karena bekas dipukuli dan disiram air panas. Terus telinga saya juga ada benjolan. Seluruh tubuh saya penuh dengan luka."

Sejenak Ani menghentikan ceritanya. Matanya mulai berkaca-kaca karena harus kembali mengenang masa kelam itu.

Koordinator aksi kemudian menghampiri dan memeluknya. Tangis pun pecah di antara keduanya, diikuti peserta aksi yang lain.

Baca juga: Bentangkan Payung Hitam, Puluhan Korban Penyiksaan Tuntut Undang-Undang Perlindungan PRT Disahkan

Sebagai penyintas penyiksaan, Ani melontarkan harapan agar kejadian serupa tak terulang kepada PRT lain.

Negara pun diharapkan hadir dalam memberikan perlindungan bagi PRT seperti dirinya.

"Tolong lihat kami yang sudah mendapat penyiksaan seperti ini. Janganlah memandang rendah. Tolonglah kepada bapak Presiden dan juga Ibu Puan Maharani. Tolonglah segera sahkan undang-undangnya agar kami mendapatkan perlindungan," ujar Ani sembari terisak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat