androidvodic.com

Hari Persaudaraan Kemanusiaan International, Ketua MPR Singgung Pentingnya Kerukunan Beragama - News

Laporan Reporter News, Naufal Lanten

News, JAKARTA - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) menggelar Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan International dan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2023).

Acara ini diikuti enam elemen agama di Indonesia, yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa persaudaraan dan kerukunan adalah kristalisasi gagasan, yang telah menjadi bahasa universal.

Sehingga dapat diterima oleh semua golongan, tanpa memandang perbedaan, latar belakang, sosial, budaya dan agama.

Baca juga: Respons Bamsoet Soal Wacana Penghapusan Jabatan Gubernur

“Oleh karena itu saya menyambut baik penyelenggaraan acara pada hari ini yang telah menyediakan ruang silaturahmi bagi seluruh perwakilan umat beragama di Indonesia,” kata Bamsoet, sapaan akrabnya, dalam sambutan di acara tersebut.

“Saya yakin dan percaya kita memiliki pandangan yang sama bahwa entitas keagamaan memiliki peran penting dan strategis dalam menjawab berbagai persoalan kemanusiaan global yang kita hadapi hari ini,” lanjut dia.

Alasan Bamsoet meyakini peran penting kerukunan di antaranya karena entitas keagamaan memiliki daya dan kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan memobilisasi umat yang memiliki loyalitas tanpa batas.

Selanjutnya, nilai-nilai moralitas keagmaan juga mengajarkan kepedulian dan kepekaan sosial serta menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan sebagai sarana dan jalan pengabdian kepada Tuhan.

Kegiatan ini, kata Bamsoet, sebagai tindak lanjut atas deklarasi persaudaraan insani untuk perdamaian dunia dan hidup bersama.

Deklarasi ini sebelumnya telah ditandatangani bersama Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Tandatangani Deklarasi pada tanggal 4 Februari 2019 yang lalu.

Deklarasi ini, lanjut Bamsoet, dapat dimaknai sebagai manivestasi dari kesadaran sosial dan sekaligus kesadaran transendental, dalam membangun semangat persahabatan dan persaudaraan antar umat beragama.

Disisi lain, deklarasi tersebut merepresentasikan keinginan kuat umat beragama untuk membangun sinergi dan berkolaborasi serta berkontribusi aktif dalam mewujudkan dunia yang damai.

“Lebih dari itu deklarasi ini juga kita maknai sebagai kritik atas paradigma dan realitas global yang masih diwarnai oleh beragam konflik di mana konsepsi kehidupan dunia yang damai, adil dan sejahtera masih sebatas Utopia,” tuturnya.

Adapun acara ini dibuka langsung oleh ketua panitia dan dilanjutkan dengan doa yang dibacakan keenam agama itu secara bergantian.

Kemudian dalam acara ini ditampilkan juga paduan suara yang memadukan lagu-lagu daerah di Indonesia.

Adapun nantinya hasil dari acara ini akan diserahkan kembali ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vatikan dan juga Al-Azhar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat