androidvodic.com

Pengamat Sebut Khofifah Berpeluang Besar Jadi Cawapres Anies, Asal Bisa Kondisikan Demokrat dan PKS - News

Laporan Wartasan News, Chaerul Umam

News, JAKARTA - Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, menjadi satu di antara tiga nama yang diusulkan Partai Nasdem, menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat, sangat besar kemungkinan Khofifah dipilih menjadi bakal cawapres untuk Anies Baswedan, asalkan Nasdem bisa mengkondisikan rekan koalisinya yakni Demokrat dan PKS.

Pasalnya, Demokrat mengusulkan nama ketua umum mereka menjadi bakal cawapres yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sementara, PKS menginginkan kadernya yakni Ahmad Heryawan (Aher) bisa menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024.

"Sangat besar kemungkinannya. Tapi tinggal bagaimana mengkondisikan Partai Demokrat yang mengusulkan AHY sebagai cawapres, bagaimana untuk meredam kebatinan PKS yang katakanlah mengusulkan Aher," kata Ujang saat dihubungi News, Minggu (26/3/2023).

Baca juga: Siapa Bakal Jadi Cawapres Anies? Nama Khofifah Menguat, AHY Bagaimana? Pengamat: Pasti Akan Kecewa

Ujang menilai rasional Nasdem mengusulkan nama Khofifah.

Pasalnya dari sisi latar belakang Khofifah memiliki basis politik yang cukup kuat.

Diketahui, Khofifah juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).

Terkait Khofifah yang disebut sebagai kader PKB, Ujang berpendapat hal itu tak menjadi masalah.

Ujang pun kembali mengingatkan pada Pilgub Jatim 2018 lalu, PKB tak mendukung Khofifah dalam kontestasi Pilkada.

Baca juga: PKS Sebut NasDem Ajukan Khofifah, Andika Perkasa dan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies

PKB justru mendukung pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno yang merupakan lawan Khofifah di Pilgub Jatim 2018 lalu.

"Soal Khofifah kader PKB ya memang seperti itu tapi terkadang bagaimana kader NU itu bisa direposisikan menjadi capres atau cawapres," ujar Ujang.

"Kan Khofifah maju (Pilgub Jatim 2018) tanpa persetujuan PKB, juga bisa-bisa saja, selama ini kan menjadi gubernur Jatim tidak didukung PKB juga," tandasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat