androidvodic.com

Sebut Le Minerale dalam Diskusi Santripreneur, Gerbang Pronas Yakin produk Nasional Bisa Meraja - News

News - Di tengah ramainya boikot terhadap produk-produk asal perusahaan Pro-Israel, Ketua Santripreneur Indonesia wilayah DKI Jakarta yang juga Wakil Sekretaris PWNU DKI Faisal Romdoni menilai bahwa momentum ini dapat menjadi waktu yang tepat bagi masyarakat untuk mulai menggunakan produk-produk buatan dalam negeri. 

Faisal meyakini, bahwa sebenarnya banyak sekali produk nasional yang memiliki daya saing serta kapasitas untuk menjadi perusahaan dunia dan merekomendasikannya untuk digunakan atau dikonsumsi. Topik tersebut menjadi sorotan di diskusi Santripreneur bertajuk “Fatwa MUI sebagai Spirit Kebangkitan: Produk Nasional dan Alternatif Pilihan Umat” yang berlangsung di Jakarta,  Sabtu (18/11/202) kemarin. 

Sekjen Gerbang Pronas (Gerakan Kebangkitan Produk Nasional), Ahmad Syakirin, yang menjadi salah satu pembicara di diskusi tersebut pun mengatakan bahwa banyak produk nasional yang dapat menggantikan produk barang yang terafiliasi dengan Israel. Syakirin percaya berbagai produk nasional tersebut memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari produk-produk Israel.

“Gerbang Pronas yakin produk nasional bisa gantikan produk Israel. Warung Steak and Shake bisa gantikan KFC. Sari Roti gantikan Kitkat. Le Minerale gantikan Aqua dan lain sebagainya. Kita ingin produk nasional jadi Raja di negeri sendiri,” kata dia dalam diskusi yang berlangsung di Mampang, Jakarta, Sabtu (18/11) kemarin.

Menurut Syakirin, Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Pejuang Palestina kian memberi legitimasi umat Islam di Indonesia untuk menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel atau produk yang mendukungnya. Ia mengucapkan bahwa dengan adanya fatwa tersebut, harus menjadi momentum besar kebangkitan produk nasional.

"Motif kita bukan hanya sekadar solidaritas untuk Palestina. Motivasi kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri yang terafiliasi dengan Israel. Ini harus jadi momentum besar untuk mendorong kebangkitan produk nasional," jelas dia.

Syakirin pun percaya inisiatif Gerakan Kebangkitan Produk Nasional akan menjadi bola salju yang membesar dan potensial menghancurkan konsumsi produk terafiliasi Israel di Indonesia. Karena itu, supaya lebih konstruktif dan produktif, spirit dan inisiatif ini harus diarahkan untuk mendorong hadirnya produk-produk nasional yang mendunia.

"Supaya konstruktif dan produktif, inisiatif dan semangat ini harus digunakan untuk mendukung produk nasional. Ini juga menjadi langkah awal umat Islam untuk mendorong kedaulatan produk nasional atas produk asing," tutur dia.

Hampir senada, Wakil Sekjen MUI Arif Fahruddin menegaskan fatwa MUI tentang dukungan perjuangan Palestina berlaku wajib bagi umat Muslim di Indonesia. Sehingga dengan demikian, komitmen agar umat Islam menghindari penggunaan produk terafiliasi Israel atau produk yang mendukungnya juga menjadi wajib hukumnya.

"Fatwa tersebut wajib. Harus ditaati. Penting bagi kita untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Umat Islam dihimbau semaksimal mungkin menghindari melakukan transaksi (pembelian) produk-produk tersebut," ujarnya.Karena itu, seharusnya tak boleh ada toleransi atas implikasi fatwa ini. Semua merek yang terafiliasi dengan Israel, harus dihindari dan dialihkan penggunaannya kepada produk-produk nasional atau produk dalam negeri. Bagi Arif, prinsip ini harus diyakini oleh umat Islam Indonesia.

"Saya kira jelas yah. Hindari produk-produk terafiliasi Israel dan beralihlah kepada produk-produk nasional yang bagus. Ini komitmen kita kepada Palestina dan kedaulatan ekonomi nasional. (Fatwa) ini menumbuhkan kesadaran umat Islam untuk menggunakan produk anak bangsa sendiri," jelas dia.

"Sekali lagi, Fatwa MUI ini menghadirkan momentum bagi umat muslim Indonesia untuk mendukung produk-produk buatan dalam negeri. Produk-produk buatan perusahaan nasional kita memiliki kapasitas untuk menjadi perusahaan yang bersaing di dunia,” ujar Faisal Romdoni 

Baca juga: Le Minerale Sayangkan HOAKS yang Menuduh Le Minerale Perusahaan Asing

Saatnya beralih ke produk-produk perusahaan nasional

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) melalui juru bicara Megel Jekson menyebut inisiatif yang dibuat Gerakan Kebangkitan Produk Nasional menjadi pertanda munculnya kesadaran konsumen muslim untuk memprioritaskan penggunaan barang barang produksi perusahaan nasional. 

Momentum ini, menurut dia, akhirnya dapat diarahkan untuk mendorong peralihan penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel ke produk-produk buatan dalam negeri.

"Konsumen Muslim Indonesia adalah salah satu konsumen muslim terbesar di dunia. Inisiatif ini tentu saja menjadi tanda menguatnya kesadaran umat Islam untuk membuang produk yang terafiliasi dengan Israel dan menggantinya dengan produk barang yang sesuai dengan kepentingan umat. Kesadaran ini adalah modal besar untuk menghadirkan produk nasional yang besar dan bermanfaat bagi umat Islam Indonesia," ucapnya.

Namun demikian, Megel berharap inisiatif ini tidak bersifat sementara dan akan makin membesar serta membuat produk nasional menggantikan keberadaan produk-produk yang terafiliasi Israel. Dirinya berkeyakinan banyak produk-produk nasional yang sebenarnya memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari produk produk Israel.

"Saya kira ini hanya soal komitmen dan niat. Produk nasional banyak kok yang punya kualitas hebat. Hampir di seluruh jenis produk, produk nasional tidak kalah saing,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa KopiTuku bisa menjadi pilihan pengganti produk berafiliasi Israel di segmen coffee shop. Di Fried Chicken, ada Hisana yang bisa bersaing dengan fast food chain yang berafiliasi dengan Israel. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Indonesia punya Le Minerale yang siap menggantikan produk market leader yang berafiliasi dengan Israel. 

Menurutnya, masyarakat Indonesia juga perlu teliti dalam memilih produk tersebut, karena banyak yang mengira produk lokal tapi ternyata produk milik asing, branding mereka dibuat seakan-akan seperti produk lokal. Padahal, produk tersebut dibawah langsung korporasi yang memiliki keberpihakan pada Israel. 

Maka itu, Syakirin menyebut, penting bagi masyarakat untuk mengetahui ciri perusahaan nasional dan perusahaan asing. Salah satunya, menurut dia, dilihat dari status kepemilikan perusahaan. Masyarakat harus mendukung penggunaan produk nasional yang perusahaannya seratus persen dimiliki orang Indonesia.

“Cara termudah untuk membedakan produk nasional dan lokal adalah kepemilikannya. Jadi, jika kepemilikannya saat ini dimiliki oleh asing berarti itu bukan perusahaan nasional,” ujarnya

Baca juga: Atas Kualitasnya yang Berstandar Internasional, Le Minerale Dipercaya sebagai Hydration Partner

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat