androidvodic.com

Twitter Mulai Batasi Pemakaian Akun oleh Presiden Vladimir Putin - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, LONDON – Platform media sosial Twitter mulai membatasi lebih dari 300 akun resmi pemerintah Rusia, termasuk milik Presiden Vladimir Putin.

“Akun-akun tersebut tidak akan lagi direkomendasikan di timeline, notifikasi, atau di tempat lain di situs.” kata Twitter yang dikutip oleh BBC, (6/4/2022).

Twitter mengatakan akan mengambil tindakan terhadap negara mana pun yang membatasi akses ke internet secara terbuka saat negara tersebut terlibat dalam konflik bersenjata.

Platform media sosial itu telah dibatasi di Rusia sejak perang dimulai di Ukraina.

Saat ini Putin memiliki dua akun resmi di situs media sosial, satu dalam bahasa Rusia dan satu dalam bahasa Inggris. Mereka memiliki 3,6 juta dan 1,7 juta pengikut masing-masing.

Baca juga: Elon Musk Kini Genggam Hampir 10 Persen Saham di Twitter

Twitter mengizinkan pejabat pemerintah Rusia untuk memposting secara bebas di situs media sosial, namun disisi lain membatasi platform di Rusia tentu saja "menciptakan ketidakseimbangan informasi yang berbahaya".

Sebagai bagian dari aksi hari Selasa, konten di lebih dari 300 akun resmi pemerintah tidak akan lagi "direkomendasikan atau diperkuat". Ini berarti algoritme kuat Twitter tidak akan mempromosikan akun ini.

Baca juga: Dianggap Sudah Kuno, iPhone 6 dan iPhone 6 Plus Tidak Bisa Lagi Dipakai Twitter-an

Akun pemerintah Rusia yang ditargetkan termasuk profil kementerian dan kedutaan resmi, serta akun pejabat tinggi Rusia.

Akun-akun tersebut sebelumnya telah dikritik karena menyebarkan informasi yang salah selama perang Ukraina. Tidak seperti tweet dari outlet media yang berafiliasi dengan negara Rusia, mereka tidak tunduk pada moderasi khusus Twitter.

Baca juga: Sudah Ditunggu, Twitter Siap Uji Coba Fitur Edit

Akun resmi Kedutaan Besar Rusia di Inggris pada 10 maret lalu mengklaim pengeboman sebuah rumah sakit bersalin di kota Mariupol, Ukraina, telah dipalsukan.

Twitter kemudian menghapus tweet yang membuat klaim "PALSU" tersebut.

Disisi lain, Twitter sedang menerapkan aturan ke negara mana pun dengan membatasi akses ke layanan online saat terlibat dalam perang antarnegara. Tetapi aturan baru yang mulai berlaku pada hari Selasa, hanya ditujukan untuk akun pemerintah Rusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat