androidvodic.com

DEWG di G20 Dorong Akselerasi Transformasi Tata Kelola Data Lintas Negara - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

News, JAKARTA - Presidensi Indonesia di G20 berhasil menginisiasi pembentukan Digital Economy Working Group (DEWG) meeting G20 untuk menyamakan persepsi diantara negara anggota G20 terkait pemerataan transformasi digital dan mencapai kesepakatan bersama.

"Ada peningkatan dari Task Force menjadi Working Group itu yang dilakukan Indonesia di Presidensi G20. Apa yang dibahas, pastinya terkait dengan Cross-Border Data Flow/Data Free Flow with Trust atau Arus Data Lintas Batas Negara/Arus Bebas Data secara terpercaya," kata Semuel Abrijani Pangerapan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo di acara diskusi virtual FMB 9, Selasa, 15 November 2022.

Semuel menjelaskan, melalui Digital Economy Working Group atau DEWG meeting G20, para delegasi G20 membahas dan sepakat terkait regulasi untuk mengatur tata kelola arus data lintas batas negara.

Baca juga: Bisnis Estetika Medis Adopsi Platform Digital untuk Jangkau Pasar Lebih Luas

Melalui forum tersebut, mereka telah merampungkan pembahasan mengenai alat ukur (tool kit) keterampilan dan literasi digital dalam Workshop On The G20 Toolkit For Measuring Digital Skills and Digital Literacy.

"Tool kit ini sudah disepakati dan saya rasa bukan hanya negara anggota G20 yang bisa mengadopsinya namun bisa diadopsi oleh siapapun karena memang bagus. Indonesia pun mengadopsi ini," ujarnya.

Pada diskusi virtual yang disiarkan langsung dari Bali tersebut, Semuel juga menyampaikan hal pertama yang dilakukan DEWG adalah memahami perspektif masing-masing negara anggota.

Namun semua negara sepakat terkait pengaturan data free flow with trust. Hal ini mengacu pada pemahaman bahwa lalu lintas data lintas negara di era digital sulit dibendung. Sehingga diperlukan jalan keluar untuk mengelolanya.

"Makanya itu dipercepat. Kita sendiri sudah punya undang-undang perlindungan data pribadi. Jadi undang-undang itu mengikuti subjecnya melewati batas negara," ujarnya.

"Ini yang disebut beyond jurisdiction. Jadi kalau ada data orang Indonesia disalahgunakan di negara lain, kami bisa mengejarnya," kata dia.

Kontribusi Google

Pada Forum yang sama, Country Director Google Indonesia Randy Jusuf membeberkan sejumlah kontribusinya kepada Indonesia. Randy menuturkan, ada dua contoh yang dapat disebutkannya sebagai kontribusi google terhadap tranformasi dan perkembangan dunia digital di Indonesia.

“Dua contoh yang bisa kami berikan. Pertama adalah produk yang tersedia di Indonesia. Kedua adalah beberapa inisiatif yang kami berikan di Indonesia. Saya mulai dengan produk yang kami miliki mulai dari search Google, Youtube dan lain sebagainya,” paparnya.

Baca juga: Era Digital, Indonesia Butuh Lebih Banyak Ahli Big Data

Dalam beberapa tahun terakhir, Randy menyebutkan, pihaknya telah menyumbang US$ 50 miliar kepada sejumlah content cretor secara global, termasuk Indonesia. Jumlah konten kreator mencapai 1.300 dengan lebih dari 1 juta subscribers di kanal Youtube.

Randy mengungkapkan, program Google Startup juga telah membantu masyarakat Indonesia untuk saling belajar satu sama lain, seperti belajar dari ahlinya dan apapun kebutuhannya. Google juga membuat laporan mengenai talenta digital.

Hal ini ditandai dengan banyaknya orang yang ingin belajar teknologi digital. "Inisiatif lain dari kami adalah kemunculan “BANGKIT” yang kini berpartner dengan GoTo, Traveloka, Kemendikbud, dan Kampus Merdeka untuk menyediakan pelatihan Machine learning, mobile computing, cloud dan lain-lain bagi mahasiswa,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat