androidvodic.com

WHO: Merebaknya Omicron Dapat Sebabkan Varian yang Lebih Berbahaya - News

News - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa memperingatkan. kasus Omicron di seluruh dunia melonjak dan dapat meningkatkan risiko munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

Sementara varian menyebar seperti 'api' di seluruh dunia, tampaknya tidak separah yang ditakuti pada awalnya.

Omicron juga meningkatkan harapan, pandemi dapat diatasi dan kehidupan bisa kembali normal.

Namun, Al Jazeera melaporkan, petugas darurat senior WHO, Catherine Smallwood mengeluarkan peringatan yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Saatnya Erling Haaland Perkuat Tim Raksasa Eropa, Pilih Barcelona atau Real Madrid?

Baca juga: India Laporkan Kematian Pertama Terkait Varian Omicron

Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. WHO di Eropa memperingatkan bahwa kasus Omicron di seluruh dunia melonjak dan dapat meningkatkan risiko munculnya varian baru yang lebih berbahaya.
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. WHO di Eropa memperingatkan bahwa kasus Omicron di seluruh dunia melonjak dan dapat meningkatkan risiko munculnya varian baru yang lebih berbahaya. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Ia mengatakan kepada kantor berita AFP, tingkat infeksi yang melonjak dapat memiliki efek sebaliknya.

"Semakin banyak Omicron menyebar, semakin banyak transmisi dan replikasinya, semakin besar kemungkinannya untuk mengeluarkan varian baru," tegas Smallwood kepada AFP dalam sebuah wawancara.

Japan Times menulis, Eropa mencatat lebih dari 100 juta kasus Covid-19 sejak pandemi dimulai.

Lebih dari lima juta kasus baru yang dilaporkan pada minggu terakhir 2021 kemarin.

"Kami berada dalam fase yang sangat berbahaya, kami melihat tingkat infeksi meningkat sangat signifikan di Eropa Barat, dan dampaknya belum jelas," imbuhnya.

Smallwood juga mencatat bahwa secara keseluruhan, Omicron dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar karena banyaknya kasus.

Baca juga: Meski Kasus Omicron di Indonesia Jadi 254, Kemenkes Sebut Sebagian Besar Alami Gejala Ringan

Baca juga: Sudah Ada 254 Kasus Omicron di Indonesia, Ini Gejala yang Paling Banyak Dialami Pasien

Protein lonjakan Omicron dengan mutasi baru terlihat dalam warna merah, biru, emas dan hitam.
Protein lonjakan Omicron dengan mutasi baru terlihat dalam warna merah, biru, emas dan hitam. (Pusat Penelitian Virus di Universitas Glasgow)

"Ketika Anda melihat kasus meningkat secara signifikan, itu kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak orang dengan penyakit parah, berakhir di rumah sakit dan mungkin akan meninggal," katanya.

Pada Selasa (4/1/2022), Inggris menghadapi peringatan krisis rumah sakit karena kekurangan staf, disebabkan oleh infeksi Omicron.

Beban kasus Covid harian di Inggris menembus 200.000 infeksi untuk kali pertama.

"Bahkan dalam sistem kesehatan yang canggih dan berkapasitas baik ada perjuangan nyata yang sedang terjadi saat ini, dan kemungkinan ini akan terjadi di seluruh wilayah saat Omicron mendorong kasus ke atas."

Baca juga: Tambahan Kasus di India dan Inggris, WNI Terkonfirmasi Covid-19 di Luar Negeri Capai 7.375

Baca juga: Jerman Setop Pembatasan Perjalanan Omicron untuk Inggris dan Afrika Selatan

Berita lain terkait dengan Omicron

(News/Andari Wulan Nugrahani)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat