androidvodic.com

Dianggap Jadi Ancaman, Jerman dan Prancis akan Mengusir Puluhan Diplomat Asal Rusia - News

Laporan Wartawan News, Nur Febriana Trinugraheni

News, BERLIN - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Pemerintah Jerman akan mengeluarkan 40 diplomat asal Rusia dari negaranya.

Tidak lama setelah pengumuman Jerman, Kementerian Luar Negeri Prancis juga menyatakan akan mengusir 35 diplomat asal Rusia. Sebelumnya, Lithuania juga telah mengusir duta besar Rusia dari negaranya.

Baca juga: Rusia Rebut dan Kuasai Rumah Sakit di Polohy, Wilayah Zaporizhzhia Ukraina

"Prancis memutuskan malam ini untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Prancis yang kegiatannya bertentangan dengan kepentingan keamanan kami," kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari laman aljazeera.com.

Kecaman global terhadap Rusia telah meningkat, bersamaan dengan kabar ditemukannya kuburan massal dan warga sipil yang ditembak mati dari jarak dekat di Bucha, sebuah kota yang dekat dengan Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Baca juga: Warga Sipil Ukraina Dibantai Rusia, Bagaimana Cara Menuntut Putin atas Kejahatan Perang?

Baerbock mengatakan langkah pengusiran diplomat asal Rusia ini, merupakan tanggapan terhadap kebrutalan pasukan militer Rusia terhadap warga Ukraina di Bucha.

“Gambar-gambar dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia dan oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan,” kata Baerbock.

Rusia sendiri menanggapi keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomatnya, sebagai tindakan tidak bersahabat dan akan memperburuk hubungan keduanya.

“Pengurangan tidak berdasar dalam jumlah staf diplomatik di misi Rusia di Jerman akan mempersempit ruang untuk mempertahankan dialog antara negara-negara kita, yang akan mengarah pada penurunan lebih lanjut dalam hubungan Rusia-Jerman,” kata kedutaan Rusia di Berlin dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.

Setelah Rusia menarik pasukannya dari kota Bucha, puluhan mayat yang diduga warga sipil Ukraina ditemukan di kuburan massal, dan beberapa bahkan berserakan di jalan-jalan di kota Bucha. Rusia segera membantah tudingan pihak Barat, bahwa pasukannya bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha.

Diplomat sebagai 'ancaman'

Baerbock menggambarkan kehadiran para diplomat Rusia sebagai “ancaman" bagi lebih dari 300.000 orang Ukraina, yang mengungsi ke Jerman sejak invasi dimulai.

Baerbock mengatakan Jerman akan mengambil langkah lebih lanjut bersama anggota UE lainnya, untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) berdiri di kota Bucha, barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 4 April 2022. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv, di mana mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) berdiri di kota Bucha, barat laut ibukota Ukraina, Kyiv, pada 4 April 2022. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv, di mana mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

“Dengan mitra kami termasuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia, secara tegas memperluas dukungan untuk pasukan tempur Ukraina dan memperkuat sayap timur NATO.” ucapnya.

Sementara itu, selain mengusir duta besar Rusia dari negaranya, Lithuania akan menutup konsulat Rusia yang berada di pelabuhan Klaipeda. Duta besar Lithuania untuk Rusia dilaporkan akan kembali ke negaranya dalam waktu dekat.

Baca juga: AS Diam-diam Uji Coba Rudal Hipersonik, Bakal Jadi Saingan Kinzhal-nya Rusia?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat